DPRK Banda Aceh Coffee Morning Bersama Jurnalis : Masalah PDAM dan PAD Paling Disorot

Rabu, 20 Desember 2017, Desember 20, 2017 WIB Last Updated 2018-02-10T11:49:51Z
        HM, Banda AcehDewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, pada Selasa 20 Desember2017 menggelar coffee morning dengan puluhan jurnalis dari berbagai media cetak, elektronik dan online di ruang lobi gedung baru DPRK Banda Aceh di Banda Aceh. Pertemuan yang dipimpin Ketua DPRK Banda Aceh, Arief Fadillah itu berlangsung santai dengan suasana duduk lesehan dan penuh keakraban.

Politisi Demokrat dalam pertemuan tersebut juga didampingi oleh beberapa Anggota Dewan, yakni Ketua Komisi A Muhammad Ali, Ketua Komisi B Aiyub Bukhari, Ketua Komisi C Mahyidin dan Isnaini Husda yang menggantikan Ketua Komisi D Sabri Badruddin yang sedang berada di luar kota . Setiap komisi menguraikan berbagai persoalan mitra kerjanya yang langsung berdampak terhadap kepentingan publik.





            Ketua Komisi B Aiyub Bukhari menyoroti masalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Banda Aceh yang hingga kini masih menghadapi sejumlah persoalan. Walaupun direktur PDAM sudah 3 kali diganti, namun sepertinya masalah PDAM tetap sulit diatasi. Kebutuhan air bersih di Kota Banda Aceh belum mampu dilayani sepenuhnya, padahal ada 40 ribu pelanggan yang harus dilayani, ironisnya lagi ada masyarakat yang tidak bertanggung yang mengambil air dengan liar, sehingga terjadi kehilangan air 40 % ungkapnya. Dia juga mendengar keluhan dari masyarakat meteran diputus karena pelanggan tidak membayar dengan alasan air tidak mengalir, tapi saat ingin memasang kembali dikenakan biaya.

            Lebih lanjut Aiyub mengatakan ketika pihaknya menanyakan berbagai persoalan tersebut ke PDAM yang dijawab dengan berbagai alasan. “ Mungkin ada manajemen yang tidak pas, tapi mereka menjawab manajemen sudah bagus. Air tidak sampai, tekanan air tidak kencang karena menggunakan mesin lama padahal pipa diganti setiap tahun, “demikian ujar politisi Demokrat ini.

            Sementara itu Ketua Komisi C Mahyidin mempersoalkan target Pemasukan Anggaran Daerah (PAD) dari Dinas Perhubungan berupa kutipan retribusi parkir yang hanya dapat 4,5 Milyar per tahun. Padahal di Kota Banda Aceh ada 250 ribu kendaraan, jika sehari saja setiap kendaraan membayar 1000 per hari, maka dalam setahun bisa mendapatkan 30 Milyar. Oleh karena itu DPRK mengusulkan agar dibuat parkir berlangganan seperti yang sudah dijalankan di Kota Surabaya.

            Selain itu wakil rakyat dari Partai Gerindra ini mempertanyakan pemasukan PAD dari aset Pemko yang berasal dari hasil sewa toko yang tidak jelas. Bulan Januari tahun depan rencananya akan dibentuk Pansus untuk melihat kembali semua aset Pemko, sehingga target PAD bisa meningkat, demikian paparnya. (Soraya)
                 


Komentar

Tampilkan

Terkini