Liswani
Banda Aceh-Anggota DPRA Ir Hj Liswani prihatin dengan kenyataan bahwa pengesahan APBA tahun 2018 harus dengan jalan Pergub. Apalagi dengan belum pastinya anggaran aspirasi untuk anggota DPRA. Sebagai wakil rakyat pihaknya melihat masih banyak masyarakat yang membutuhkan bantuannya, terutama daerah konstituen yang telah memilihnya. Demikian diungkapkannya kepada media ini saat ditemui di Ruang Komisi III Gedung Sekretariat DPRA di Banda Aceh pada Selasa, 3 April 2018.
“Bagaimana ini, mengapa ego sekali pikirannya. Tidak semua anggota dewan mencari keuntungan pribadi dari dana aspirasi. Kita tidak bisa bantu dengan uang pribadi, apa salahnya kita bantu dengan dana APBA. Kami dipilih oleh rakyat, ini kan uang rakyat, “ ujarnya dengan nada prihatin.
Namun demikian Liswani berharap agar anggaran yang ada, sebaiknya ditempatkan untuk program prioritas yang berdampak langsung kepada rakyat Aceh. “Perhatikanlah ekonomi masyarakat bagaimana sekarang ini. Pembangunan apalagi, sekarang ekonominya yang penting. Turun ke desa, apa yang yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat. Melihat bagaimana kehidupan masyarakat, apakah rumahnya sudah layak. Tidak perlu pikir jauh-jauh, bagaimana sektor ekonomi bisa menjadi prioritas, “ papar anggota dewan dari PAN ini.
Dia menyayangkan anggaran yang begitu banyak namun belum mampu memperhatikan kebutuhan rakyat. “Sangat disayangkan dan kita sesali, ini menjadi tanggung jawab kita eksekutif dan legislatif. Dosanya juga kami, dosa bersama, “ katanya. Menurut wanita asal Aceh Selatan ini, seharusnya masyarakat tinggal menerima, karena sudah dipilih maka perlu diperhatikan kebutuhannya melalui kebijakan-kebijakan yang pro rakyat.
Ingin Membantu Petani Garam
Menjelang Pileg 2019 nanti, Liswani mengaku ingin mencalonkan kembali sebagai anggota DPRA untuk ketiga kalinya dari daerah pemilihan (Dapil) 9, meliputi Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Singkil dan Subulussalam.
“Saya ingin mencalonkan diri kembali, tapi bukan ambisi, masih banyak yang perlu dibantu dan diperhatikan di Dapil. Bagaimana niat kita bisa memberi manfaat kepada masyarakat, itu saja. Jadi betul-betul membantu masyarakat Dapil kita agar sukses, jangan tertinggal terus. Singkil kabupaten termiskin di Aceh, sedih melihatnya. Banyaknya anggaran Aceh ini kenapa selalu tidak memperhatikan Singkil, “ jelasnya
Liswani menjelaskan programnya untuk tahun ini, salah satunya memberikan penyuluhan dan bantuan untuk petani garam tradisional yang ada di Aceh Selatan dan Aceh Barat Daya. Rencananya akan bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan untuk mengenalkan pembuatan garam dengan sistem biomembran.
“Garam yang ada saat ini manfaatnya sangat banyak, dan dibuat oleh masyarakat masih tradisional. Jadi ini mau kita tingkatkan kualitasnya, tapi tidak terlalu mahal. Kalau sudah bagus tidak perlu lagi beli garam yodium, sehingga garam produk masyarakat terserap pasar, “ harapnya.
Sementara untuk program perempuan, dia ingin menggalakkan kepada kaum ibu di kampung untuk menanam sayur di perkarangan rumah. Apalagi di kampung, umumnya halaman rumah masyarakat masih luas, sehingga bisa mengurangi pengeluaran biaya belanja.
Selain itu memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu dan kaum pemuda tentang bahaya narkoba. Juga memberikan konseling dan meningkatkan pemahaman ilmu agama dengan intens melalui pengajian dan ceramah, agar pemahaman agama kaum ibu rumah tangga meningkat, urainya.
Soraya
Banda Aceh-Anggota DPRA Ir Hj Liswani prihatin dengan kenyataan bahwa pengesahan APBA tahun 2018 harus dengan jalan Pergub. Apalagi dengan belum pastinya anggaran aspirasi untuk anggota DPRA. Sebagai wakil rakyat pihaknya melihat masih banyak masyarakat yang membutuhkan bantuannya, terutama daerah konstituen yang telah memilihnya. Demikian diungkapkannya kepada media ini saat ditemui di Ruang Komisi III Gedung Sekretariat DPRA di Banda Aceh pada Selasa, 3 April 2018.
“Bagaimana ini, mengapa ego sekali pikirannya. Tidak semua anggota dewan mencari keuntungan pribadi dari dana aspirasi. Kita tidak bisa bantu dengan uang pribadi, apa salahnya kita bantu dengan dana APBA. Kami dipilih oleh rakyat, ini kan uang rakyat, “ ujarnya dengan nada prihatin.
Namun demikian Liswani berharap agar anggaran yang ada, sebaiknya ditempatkan untuk program prioritas yang berdampak langsung kepada rakyat Aceh. “Perhatikanlah ekonomi masyarakat bagaimana sekarang ini. Pembangunan apalagi, sekarang ekonominya yang penting. Turun ke desa, apa yang yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat. Melihat bagaimana kehidupan masyarakat, apakah rumahnya sudah layak. Tidak perlu pikir jauh-jauh, bagaimana sektor ekonomi bisa menjadi prioritas, “ papar anggota dewan dari PAN ini.
Dia menyayangkan anggaran yang begitu banyak namun belum mampu memperhatikan kebutuhan rakyat. “Sangat disayangkan dan kita sesali, ini menjadi tanggung jawab kita eksekutif dan legislatif. Dosanya juga kami, dosa bersama, “ katanya. Menurut wanita asal Aceh Selatan ini, seharusnya masyarakat tinggal menerima, karena sudah dipilih maka perlu diperhatikan kebutuhannya melalui kebijakan-kebijakan yang pro rakyat.
Ingin Membantu Petani Garam
Menjelang Pileg 2019 nanti, Liswani mengaku ingin mencalonkan kembali sebagai anggota DPRA untuk ketiga kalinya dari daerah pemilihan (Dapil) 9, meliputi Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Singkil dan Subulussalam.
“Saya ingin mencalonkan diri kembali, tapi bukan ambisi, masih banyak yang perlu dibantu dan diperhatikan di Dapil. Bagaimana niat kita bisa memberi manfaat kepada masyarakat, itu saja. Jadi betul-betul membantu masyarakat Dapil kita agar sukses, jangan tertinggal terus. Singkil kabupaten termiskin di Aceh, sedih melihatnya. Banyaknya anggaran Aceh ini kenapa selalu tidak memperhatikan Singkil, “ jelasnya
Liswani menjelaskan programnya untuk tahun ini, salah satunya memberikan penyuluhan dan bantuan untuk petani garam tradisional yang ada di Aceh Selatan dan Aceh Barat Daya. Rencananya akan bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan untuk mengenalkan pembuatan garam dengan sistem biomembran.
“Garam yang ada saat ini manfaatnya sangat banyak, dan dibuat oleh masyarakat masih tradisional. Jadi ini mau kita tingkatkan kualitasnya, tapi tidak terlalu mahal. Kalau sudah bagus tidak perlu lagi beli garam yodium, sehingga garam produk masyarakat terserap pasar, “ harapnya.
Sementara untuk program perempuan, dia ingin menggalakkan kepada kaum ibu di kampung untuk menanam sayur di perkarangan rumah. Apalagi di kampung, umumnya halaman rumah masyarakat masih luas, sehingga bisa mengurangi pengeluaran biaya belanja.
Selain itu memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu dan kaum pemuda tentang bahaya narkoba. Juga memberikan konseling dan meningkatkan pemahaman ilmu agama dengan intens melalui pengajian dan ceramah, agar pemahaman agama kaum ibu rumah tangga meningkat, urainya.
Soraya