Jumlah Perempuan Aceh di Parlemen Harus Meningkat

Minggu, 03 Juni 2018, Juni 03, 2018 WIB Last Updated 2018-06-03T16:35:07Z


Banda Aceh-Saat ini kuota Perempuan Aceh yang duduk di parlemen masih mencapai 8 persen, oleh
karena itu pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 nanti harus bisa terpenuhi hingga 30 persen. Walaupun tidak bisa dipungkiri tidak mudah bagi perempuan untuk maju ke parlemen, sejumlah kendala masih dihadapi oleh kaum perempuan di Aceh. Demikian diungkapkan oleh Anggota DPRA Kartini Ibrahim, saat dijumpai media ini di Ruang Komisi II Sekretariat DPRA di Banda Aceh pada Rabu, 23 Mei 2018.

Menurutnya ke depan jumlah kaum perempuan yang terpilih menjadi wakil rakyat harus bisa terpenuhi 30 persen, jika tidak agak berat untuk memperjuangkan kepentingan perempuan.
“Kadang-kadang ada perempuan yang ingin mengutarakan hal-hal tentang perempuan, dengan adanya keterwakilan perempuan bisa menyambung lidah perempuan.

Mereka lebih gampang, lebih enak bicara, apalagi lingkup anak-anak yang terkena narkoba. Kita ini seorang ibu loh yang harus memperhatikan anak-anak, saya kemarin turun melihat  anak-anak yang kurang perhatian terjerumus ke narkoba, “ papar Kartini.

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa memang ada kendala yang dihadapi perempuan ketika ingin terjun ke dunia politik. Masih banyak pandangan masyarakat termasuh laki-laki yang menilai remeh ketika perempuan berbicara politik, juga dari sisi agama masyarakat menilai perempuan tidak layak menjadi pemimpin, urai politisi perempuan asal Gerindra ini.

Oleh karena itu dia berharap agar ke depan semua kaum perempuan bisa bersatu dan semangat untuk mendukung perempuan yang maju menjadi wakil rakyat. Caleg perempuan lintas partai juga harus saling mendukung, dia tidak ingin ada kecemburuan sosial sesama perempuan.

“Apalagi saat merekrut kita melihat juga yang punya kualitas, dan kapasitas. Tidak hanya mendukung, kita juga melihat kiprah seorang perempuan yang punya kemampuan. Dia bisalah mengayomi kepada perempuan lain dan bisa membantu. Suara perempuan itu ada pada perempuan atau winning of the woman, “ tutur wanita asal Pidie ini.

Lantas masalah-masalah apa saja yang dihadapinya ketika menemui konstituen perempuan di Dapilnya ? Kartini menjawab umumnya kaum ibu rumah tangga yang dijumpainya ingin memiliki pendapatan sendiri. “Dengan ada keterwakilan perempuan bisa membantu membuat kreasi, suatu daerah apa potensinya yang bisa kita kembangkan. Bisa bekerja sebagai apa, jadi kaum perempuan bisa mendapat income untuk membantu suaminya, “ sebutnya.

Selain itu dirinya juga turut prihatin dengan meningkatnya kekerasan dan pelecehan seksual yang kerap dialami oleh anak-anak dan kaum perempuan saat ini. Belum lagi maraknya kasus narkoba yang juga melibatkan kaum perempuan, ini menjadi perhatiannya untuk ikut berperan sebagai wakil rakyat dari kaum perempuan.

“Harapan saya kepada perempuan lintas partai, saya melihat dengan adanya warna warni sudah kompak. Jadi ke depan 2019 semakin meningkat, untuk kuota 30 persen itu bisa terpenuhi, “ katanya penuh harapan.

Walaupun kini ia kini duduk di parlemen, dukungan keluarga sangat berarti untuk karirnya. “Memang seorang ibu prioritasnya harus rumah tangga, walaupun kita duduk di parlemen, sebagai ibu  rumah tangga jadi kemana pun pergi ada izin suami. Harapan dari keluarga dapat menjalankan tugas dengan jalan lurus ikhlas, yang penting kita sesuai aturan, “ ujarnya di ujung perbincangan.

Soraya     

Komentar

Tampilkan

Terkini