Banda Aceh - Para pecinta kucing yang tergabung dalam Komunitas
Cat Lovers Banda Aceh mengadakan even Aceh Cat Show 2018 yang pertama di Anjong
Mon Mata, Banda Aceh pada Sabtu, 7 Juli 2018.
Seminar tingkat nasional tersebut mengusung tema “Kucingku
Sahabatku”, dengan peserta sekitar seratusan. Acara juga dirangkai dengan
pameran produk makanan untuk kucing dan kontes kucing pada hari kedua (Minggu).
Sementara untuk narasumber menghadirkan drh. Vivin
Aulia Rahmi dari Laras Satwa dengan tema “Penyakit pada Kucing dan
Pencegahannya”, dr. Cacang Effendi (Presiden Kucing Indonesia, dan Penulis Buku
Tentang Kucing) dengan tema “Bagaimana Membuat Kucing Anda Sehat, Cantik dan
Pintar”, serta drh. Novi Wulandari dari Royal Canin dengan tema “Nutrisi
Kesehatan Untuk Kucing”.
Koordinator Acara sekaligus Pembina Komunitas Cat
Lovers Banda Aceh, dr Natalina Christanto kepada media ini menjelaskan tujuan dilaksanakan
acara untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, agar peduli terhadap kucing.
Sementara bagi masyarakat yang sudah peduli, dan memiliki kucing bisa merawat
dan memeliharanya dengan baik, sebutnya.
Ditambahkannya peserta yang ikut dari Medan, dan
Aceh yang meliputi Banda Aceh, Aceh Besar, Sigli, Bireun, Lhokseumawe dan
Langsa. Acara ini yang pertama di Aceh untuk tingkat nasional, katanya.
“Acara sudah dimulai dari 30 Juni buat kampanye
rabies, semua kucing yang turut kontes wajib diberi vaksin rabies di Dinas
Peternakan kerjasama dengan PDHI (Perhimpunan
Dokter Hewan Indonesia) Cabang Aceh. Untuk screening kucing-kucing yang ikut
dalam show cek kesehatan, “ papar Natalina.
Dia bercita-cita dengan adanya komunitas Cat Lovers
Banda Aceh ke depan bisa menampung kucing-kucing terlantar, bekerja sama dengan
FKH Unsyiah. Harapannya adanya stigma negatif kucing dapat menimbulkan penyakit
toksoplasma bisa pudar di tengah masyarakat awam.
“Kucing bukannya bikin penyakit toksoplasma. Kucing
kan hewan berbulu dia jalan kemana-mana mungkin ada debu, kutu, serangga yang
nempel dibulunya, yang berbahaya serangga itu, jadi yang bikin alergi bukan
bulu kucingnya. Jadi yang pelihara kucing harus rajin mandikan, menyisir jangan
nanti alergi ke anak kita. Penyebab toksoplasma, pelajari lebih jauh, “
urainya.
Menurutnya jumlah pet shop sudah memadai di Banda
Aceh ada 6, sedangkan pecinta kucing yang sudah terdaftar dalam komunitas ada
105 orang. Rata-rata ada 4 kucing sehingga ada 400-500 kucing, dengan 6 pet
shop dan dokter praktek yang ada, dan klinik FKH Unsyiah sudah memadai tinggal
jumlah dokternya saja yang perlu ditambah, jelas Natalina.
Lantas berapa biaya periksa kesehatan kucing ? Dia
menjawab kalau pada klinik Dinas Peternakan biayanya Rp 22.500 per ekor sekali
datang, ke praktik swasta beragam rata-rata Rp 50.000. Jika mau lebih murah
lagi di FKH Unsyiah, jadi tidak susah memelihara kucing, papar pemilik 13 ekor
kucing ini.
Sementara itu Presiden Kucing Indonesia, dr. Cacang
Effendi mengatakan perkembangan pecinta kucing saat ini di Indonesia pesat
sekali, karena kucing bisa diterima semua agama, “Kita kan negaranya muslim jadi
orang yang ingin pelihara binatang memilih memelihara kucing, “ tuturnya.
Dia sendiri mengutarakan alasannya memelihara kucing
karena senang pada binatang. “Saat ini memiliki koleksi 150 ekor kucing, tiap
bulan menghabiskan dana 50 juta. Memelihara kucing sejak tahun 2002, karena
senang binatang. Karakter kucing bikin kita mengalah, harus lapang dada, sabar
karena semaunya dia, tapi setelah itu akan ketemu indahnya, “ demikian papar penulis
buku kucing ini.
Soraya