Pagi belumlah terang, kelam cahaya langit menanti semburan matahari dari arah timur, menyusuri kolam-kolam penduduk saya menapaki jalan gelap kesebuah desa di penghujung pesisir Beureunuen, Pasie Lhok namanya, sebuah desa yang sangat bersejarah dan melekat dalam perjuangan Aceh Merdeka.
Dari desa ini lahir tokoh GAM terkenal Tgk.Daoed Paneuk, dari desa ini pula melahirkan para pejuang tangguh yang merintis perjuangan Aceh, dalam mewujudkan martabat kemerdekaannya.
Disisi kiri saya melambai daun-daun bakau, aroma tambak diperbatasan desa Trueng campli, bercampur kotoran ayam peliharaan mengalirkan bau tak sedap keujung syaraf.
Digelap pagi saya terus menyusuri desa ini, jaraknya tak terlalu jauh dari desa Trueng Tjampli tempat saya tinggal, hanya sekira tiga kilo meter.
Hampir tiap pagi saya menyusuri jalan yang sama, dari aspal hitam hingga kejalan tanah, lalu keareal pertambakan.
Diujung jalan saya singgah disebuah warung kopi, milik seorang tokoh desa yang dikelola ponakannya, tokoh itulah pemilik istana megah di Pasie Lhok, kata warga setempat.
Istana Pasie Lhok.
Sejatinya istana ini adalah sebuah rumah mewah, berukuran besar dengan panjang sekitar 30 meter, lebar 25 meter. Memiliki anjungan yang berada disisi depan dan kanan rumah, punya pagar tinggi dengan tiang-tiang besar yang diatasnya dibentuk ornamen berupa kubah mesjid.
Saking besarnya rumah itu, oleh orang-orang yang pernah singgah disana, melakap namanya menjadi Istana Pasie Lhok, letaknya tepat berada dipersimpangan masuk desa, menjadikan istana itu sebagai salam pembuka untuk masuk ke desa Pasie Lhok.
Menelusuri jauh kedalam desa, sebuah ruas jalan membelah memanjang hingga TPI (Tempat Pendaratan Ikan) diujung desa, lalu sebuah jembatan berada diatas muara, menghubungkan desa ini dengan desa tetangga.
Dikedua ruas jalan ini penuh sesak rumah penduduk, ada beberapa warung kopi menjual semua kebutuhan warga, ada kedai bakso disisi pantai yang berpasir putih.
Dari kejauhan sekitar dua kilo meter dari sisi pantai, tampak bangunan kayu mengapung seperti tongkang. Menurut warga, struktur kayu yang terlihat adalah keramba tempat pemeliharaan ikan, dengan semua pesona itu, pantai Pasie Lhok dijadikan warga Kabupaten Pidie sebagai lokasi wisata.
Desa nelayan.
Beberapa kapal penangkap ikan bersandar di dermaga, sebagian nelayan terlihat sibuk membetulkan jaring pukat, sebuah kapal meninggalkan dermaga menuju laut lepas, beberapa saat kemudian kapal lainnya masuk ke TPI, membongkar muatan, kesibukan hari itu terus berlanjut.
Disinilah sumber utama ekonomi warga setempat, selain dari sektor perikanan darat yang mengelilingi desa mereka.
Secara topografi, Pasie Lhok berada diujung Kecamatan Keumbang Tanjong, Kabupaten Pidie, desa ini diapit oleh lautan Selat Malaka disebelah utara dan pertambakan penduduk disebelah Selatan.
Meski desa nelayan, Pasie Lhok sangat populer, banyak warganya tinggal diluar negeri, dinegara Swedia, Norwegia, Denmark, Malaysia dan lainnya.
Bila sering keluar negeri, anda akan bertemu mereka disana, para perantau membangun bisnis, menyekolahkan anak dibelahan benua Eropa, sehingga tidak heran tingkat pendidikan rata-rata warga yang berasal dari sini sangat tinggi.
Begitulah Pasie Lhok, desa terpencil disisi selat malaka , berada sekitar 10 kilo meter sebelah utara dari pasar Beureuneun, berjarak 15 kilo meter ditimur laut kota Sigli, memiliki kisah sendiri sebagai sebuah desa terpencil yang tidak biasa.
tarmizi alhagu.