Banda Aceh-Saat ini angka prevelansi
penyakit jantung dan pembuluh darah di Aceh, di atas rata-rata angka prevelansi
penyakit jantung secara nasional. Gaya hidup masyarakat Aceh yang doyan makanan
berlemak tinggi, merokok, dan kebiasaan duduk di warung kopi dituding menjadi
penyebab utama.
Demikian
diungkap oleh Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiologi (PERKI)
Aceh, Dr. dr. T. Heriansyah SpJp (K) FIHA saat ditemui media ini pada acara
Seminar dan Simposium Aceh Cardiovascular Update 2 di Hermes Palace Hotel Banda
Aceh pada Sabtu, 4 Agusutus 2018.
“Sekarang ini penyakit jantung dan pembuluh
darah, kejadian stroke itu angka kejadiannya cukup tinggi baik di Aceh maupun
di Indonesia secara umum. Tidak mengenal kelas sosial, ekonomi lemah, maupun
mereka yang sudah berpunya, fenomena ini beda di negara-negara maju, “ jelas Kepala
Program Studi Spesialis Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK Unsyiah ini.
Menurutnya
saat ini yang perlu dilakukan adalah bagaimana meningkatkan pengetahuan,
wawasan, dan kualitas pelayanan di bidang jantung, terutama untuk para dokter seluruh
Aceh, baik dokter umum maupun dokter spesialis.
Lebih
lanjut dia menyebutkan, tujuannya agar dokter dapat lebih awal untuk mengenal
indikasinya, dengan memberikan edukasi yang menghasilkan progresivitas pada
masyarakat, terhadap kondisi-kondisi yang bisa meningkatkan risiko mengalami
ganguan jantung dan pembuluh darah.
“Pola
hidup di Aceh makanannya tinggi lemak, merokok,dan banyak duduk di warkop. Sudah begitu akan
berdampak tingginya penyakit jantung termasuk usia muda, jadi dengan seminar
ini tujuannya memberikan pengetahuan yang lebih berwawasan kepada dokter, tenaga
medis untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat baik di puskemas, IGD, dan
pelayanan primer, “ demikian papar Heriansyah.
Soraya