BERITAKINI.CO, Banda Aceh | Pengalokasian anggaran Dinas kebudayaan dan Pariwisata Aceh dinilai berbentuk pemborosan.
Contoh, misalnya, sewa sound system Rp 200 juta yang sampai beberapa paket.
"Padahal Pemerintah Aceh pada 2016 lalu pernah membeli sound system sampai Rp 1,5 miliar. Kemana barangnya?" kata Direktur IdeAS, Munzami, Senin malam (6/8/2018).
"Masak sampai sound system harus diuangkan segitu, ini kan namanya pemborosan. Kemudian paket pengadaan sewa genset sampai beberapa buah dengan nilai ratusan juta rupiah, lantas bagaimana koordinasi dengan PLN?" katanya.
Biaya konsumsi dan Panitia Sekretariat PKA 7, kata Munzami, jika ditotal, juga gila-gilaan.
Paket itu berjumlah puluhan dengan nilai per paket Rp 30 juta.
Baca juga:
- Tarif Lapak PKA 7 Gila-gilaan, IdeAs: Ini Pemerasan!
- Tarif Lapak PKA 7 Dinilai Mencekik, Pedagang Mengeluh
- Musanif: Jangan Selesai PKA 7, Ada yang Menyusul Pak Gubernur ke Jakarta
"Bahkan ada paket Rp 800 juta di-PL-kan," katanya.
Munzami mengatakan, dia mendapat data tersebut dari dokumen rencana pengadaan di laman sirup.lkpp.go.id.
"Hampir semua paket di-PL-kan," katanya.