Banda Aceh - Istri Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Dyah Erti Idawati didampingi Asisten II Sekretariat Daerah Aceh, Taqwallah, menggelar rapat penanggulangan banjir bandang Aceh Tenggara (Agara) bersama Satuan Kerja Pemerintah Aceh (SKPA) dan pemangku kepentingan lainnya. Adapun rapat tersebut membahas tindak lanjut dari temuan permasalahan yang didapatkan oleh Dyah Erti saat mengunjungi lokasi banjir Agara pada 20 Januari silam. Rapat tersebut berlangsung di Rumah Dinas Wakil Gubernur Aceh, Banda Aceh, Rabu (23/1).
Dyah Erti melaporkan, dampak dari banjir ke tiga di Agara telah memutuskan beberapa akses mobilitas maysrakat. Menurutnya, saat ini yang dibutuhkan masyarakat bukan hanya bantuan sandang dan pangan tapi solusi dari pemerintah dalam penanggulangan bencana banjir agar tidak berkelanjutan.
Ia mengatakan salah satu faktor terbesar bencana banjir tersebut disebabkan oleh maraknya penebangan pohon dan perusakan hutan yang telah terjadi sejak 20 tahun silam. Ia juga menyoalkan tentang selama ini tidak adanya keberadaan polisi hutan di area hutan di wilayah Agara.
“Kalau ada penebangan diusulkan adanya penghijauan kembali, penebangan ini tidak seluruhnya dilakukan oleh perusahaan tapi ada juga dari masyarakat,” ujar Dyah.
Selain itu, proyek kronjong yang dibangun selama ini di Daerah Aliran Sungai (DAS) belum berjalan efektif. Kemudian, berdasarkan laporan Wakil Bupati Agara dari 16 Kecamatan di Kabupaten tersebut, 11 di antaranya mengalami musibah banjir. Oleh sebab itu, Dyah telah menginstruksikan TP PKK Agara agar dapat mengoptimalkan penyaluran bantuan kepada masyarakat.
“Lahan pertanian juga terdampak dari kerusakan banjir. Kemudian, untuk rumah hilang akan saya usulkan langsung pada Plt Gubernur untuk bantuan rumah, beberapa dari mereka yang rusak rumah saat ini tinggal di rumah saudara,” kata Dyah.
Setelah kunjungannya beberapa waktu lalu ke lokasi banjir bersama Kadis Sosial Aceh, Alhudri, Dyah berharap segera ada tahapan secara cepat oleh tiap pemangku kepentingan terkait untuk menyelesaikan persoalan banjir tersebut. Selain itu, Ia juga mengimbau agar masyarakat Agara yang berada di Banda Aceh supaya terdepan dalam memperhatikan penyelesaian masalah banjir.
Menanggapi laporan yang disampaikan oleh istri Plt Gubernur Aceh itu, beberapa SKPA yang bertanggung jawab dalam penanganan masalah banjir di Aceh Tenggara, memaparkan tindak lanjut yang akan segera dilakukan.
Perwakilan Balai Pengairan Sungai, Azrian, mengatakan pihaknya telah mengirim bantuan dan melakukan upaya penanggulangan ke Agara semenjak kejadian banjir pertama sampai ketiga. Salah satu upaya penanggulangan tersebut berupa distribusi kantong pasir di kawasan aliran sungai. Selain itu, pihaknya akan melakukan normalisasi sungai Alue Lawe Natam.
Kemudian, perwakilan Balai Jalan Nasional, Emil Efendi, mengatakan untuk pelaksanaan pembangunan 3 jembatan yang rusak akibat banjir, pihaknya telah memasukkan pembangunan tersebut dalam program 2019.
Selanjutnya, dari Dinas Pengairan Aceh, pihaknya telah mengusulkan kepada Pemerintah Pusat untuk upaya normalisasi dan pemulihan aliran sungai. Sementara KepalaDinas Pendidikan Aceh, Syaridin, mengatakan bahwa pihaknya telah menggalang dana bantuan dengan jumlah 200 juta. Dana tersebut, kata Syaridin, akan difokuskan untuk bantuan kebutuhan pendidikan seperti pakaian sekolah, sepatu, tas, buku tulis serta beberapa kebutuhan lainnya.
Menanggapi persoalan kesehatan masyarakat di wilayah banjir, Kepala Dinas Kesehatan, Hanif, mengatakan pihaknya telah mengirim dua kali tim pengobatan ke Agara serta membawa bantuan kesehatan yang dibutuhkan. Hanif mengatakan saat ini fasilitas kesehatan di kabupaten tersebut hanya satu yang mengalami kerusakan selebihnya masih berfungsi normal.
Terkait kerusakan pada lahan pertanian, pihak Dinas Pertanian dan Perkebunan sudah menyediakan bibit untuk disalurkan kepada para petani. Nantinya, bibit tersebut dapat dimanfaatkan untuk penanaman kembali.
Saat ini pihaknya sedang mendata jumlah calon petani yang akan menerima bantuan tersebut. Kemudian, dari Dinas Pangan Aceh, pihaknya akan terus mengirim bantuan kebutuhan pangan kepada masyarakat yang terdampak musibah banjir bandang di Agara.
Menanggapi paparan dari tiap perwakilan SKPA, Dyah berharap niat baik yang akan segera dilaksanakan untuk penanggulangan banjir dapat menjawab segala keluh kesah yang disampaikan masyarakat kepada Pemerintah Aceh.
Humas