Calang - Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah memboyong sejumlah satuan kerja perangkat Aceh (SKPA) ke daerah tertinggal di Desa Bintah, Kecamatan Pasie Raya, Kabupaten Aceh Jaya, Selasa (16/7/2019).
Adapun SKPA yang ikut ke Desa Bintah adalah, Dinas Sosial Aceh, Bappeda Aceh, Dinas Pangan, Dinas Kesehatan, Dinas Arsip dan Perpustakaan Aceh, BPBA, Dinas Registrasi Penduduk, Dinas Pertanian dan Perkebunan, Dinas Lingkungan hidup dan Kehutanan, Dinas Pengairan, Dinas Pemuda dan Olahraga, Satpol PP/WH Aceh dan Dinas Komunikasi dan Informasi Aceh.
Masing-masing SKPA tersebut membawa serta bantuan dalam rangka upaya penanggulangan kemiskinan melalui pembangunan infrastruktur dan pemerataan kesejahteraan sosial untuk masyarakat setempat.
Selain dari 13 SKPA di atas, Nova Iriansyah juga mengajak Forum CSR Kessos Aceh yang juga menyalurkan bantuan melalui Bank Aceh Rp250 juta, BRI Aceh Rp10 juta, PT Mifa Bersaudara Rp60 juta, dan PT Pegadaian Rp20 juta. Total bantuan dari CSR Kessos Aceh yang terkumpul sebesar Rp 340 juta untuk membangun 96 unit WC/MCK warga masyarakat gampong Bintah dengan biaya Rp3,5 juta per unit, dan 1 unit MCK untuk masjid desa setempat.
Kehadiran Nova Iriansyah bersama sejumlah SKPA dan Forum CSR Kessos Aceh tersebut dalam rangka bhakti sosial dan jambore tagana 2019 yang diselenggarakan oleh Dinas Sosial Aceh sejak 13-16 Juli 2019. Kegiatan ini berpusat di Desa Bintah untuk bhakti sosial tagana bersama SKPA dan Forum CSR Aceh, kemudian apel siaga dan jambore tagana di Taman Memorial Tsunami Calang, Aceh Jaya.
Nova Iriansyah dalam kunjungan tersebut mengatakan, menyebutkan bakti sosial merupakan agenda rutin Pemerintah Aceh. Sebelum di Bintah, Pemerintah Aceh juga telah melakukan agenda serupa di beberapa daerah lainnya di Aceh. "Tujuannya agar masyarakat menyadari bahwa negara hadir di hingga desa," kata Nova.
Warga Desa Bintah, Nurdin, mengatakan bahwa desanya sedikit jauh dari pusat kota. Akses menuju ke desanya harus menggunakan rakit. Semula, ada sebuah jembatan gantung yang menghubungkan Desa Bintah dengan Gampong Tuwie Priya, namun jembatan gantung rangka baja itu ambruk dibawa banjir bandang sekitar beberapa tahun lalu.
"Sekarang kalau menyeberang ya pakai rakit," kata Nurdin. Rakit di Bintah merupakan aset milik gampong yang dikelola secara mandiri. Mereka mengambil ongkos Rp2 ribu per sekali menyeberang. Sementara jika mengangkut sepeda motor harus membayar Rp10 ribu untuk ongkos bolak-balik.
Bukannya tanpa perhatian. Pemerintah rutin menganggarkan anggaran untuk pembangunan jembatan penghubung, sejak tahun 2015 lalu. Abutment jembatan pun sudah dibangun, tinggal membangun dua pilar di tengah sungai untuk menghubungkan Bintah dengan Tuwie Priya. Kekurangan dana pembangunan jembatan sekitar Rp9 miliar dari total anggaran Rp36 miliar.
"Jembatan Bintah harus selesai 100 persen tahun 2020. Jangan mundur dari tahun itu,” kata Nova. Nova juga meminta kepada para Kepala SKPA terkait agar anggaran tahun 2020 sebagian disisihkan untuk pembangunan jembatan Bintah.
Nova menyebutkan, agenda bakti sosial di Bintah menjadi momentum awal di mana kegiatan-kegiatan serupa akan rutin dilaksanakan. Nova meminta agar Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya beserta kepala dinas terkait untuk melanjutkan kegiatan untuk mengatasi berbagai permasalah di Bintah.
"Hari ini kita datang dengan 15 dokter spesialis. Rakyat harus mendapat perhatian, itu hak mereka. Sejak hari ini sampai ke depan, atasi setiap masalah di setiap sektor."
Selain memberikan akses kesehatan gratis bagi warga Bintah, pemerintah juga memberikan pelayanan administrasi kependudukan terpadu bagi warga. Mereka diberikan kesempatan merekam dan mencetak KTP elektronik, Kartu Identitas Anak, akta kelahiran dan kartu keluarga. Dalam dua hari layanan, tercatat lebih dari 100 warga yang merekam data kependudukan di Bintah.
Nova meminta agar seluruh masyarakat Bintah memanfaatkan kegiatan tersebut. "Kalau tidak ada NIK yang tercantum dalam KTP, banyak program yang tidak bisa kita akses," kata Nova.
Bupati Aceh Jaya, T. Irfan TB, menyebutkan Nova Iriansyah merupakan gubernur pertama yang datang berkunjung ke Desa Bintah. "Seumur Indonesia merdeka, baru ini. Apresiasi kami atas ketersediaan bapak ke mari," kata Bupati Irfan TB.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Aceh, Alhudri, menyebutkan pihaknya melakukan Bakti Sosial dan Jambore Tagana dengan bersinergi bersama beberapa SKPA. Selain para SKPA, mereka juga dibantu oleh Forum CSR Kessos seperti PT Mifa Bersaudara, Bank Aceh, Bank BRI dan PT Pegadaian. Perusahaan-perusahaan tersebut membantu membangun layanan MCK sebanyak 96 unit.
"Warga di sini tidak ada MCK. Hanya di rumah pak kepala desa yang ada MCK nya," kata Alhudri. Ia berharap, dengan bantuan yang diberikan tersebut bisa membuat masyarakat sadar bahwa menggunakan MCK yang bersih merupakan awal hidup sehat. []
Jumlah Bantuan dari SKPA
Dinas Sosial Aceh
Dinas Sosial Aceh membantu kursi roda sebanyak 4 unit, alat bantu dengar 12 unit, perlengkapan sekolah bagi anak keluarga penerima manfaat program keluarga harapan (kpm-pkh) sebanyak 51 paket, satu paket peralatan las untuk karang taruna jaya bersama Desa Bintah, pakaian sehari-hari berupa gamis, rok dan kemeja sebanyak 50 buah hasil praktek belajar kerja anak putus sekolah binaan UPTD RSJN. Selain itu perlengkapan ibadah lansia berupa mukena, baju koko, sajadah, kain sarung dan peci sebanyak 20 paket. buku panduan ibadah sehari-hari sebanyak 60 buah dari panti anak terlantar aneuk nanggroe.
Dinas Pangan Aceh
Dinas Pangan Aceh memberikan bantuan, beras 4.158 kg, telur ayam 4.050 butir, gula pasir 270 kg, minyak makan 270 kg, bantuan KRPL kelompok wanita tani Bungong Meulue Rp 42 juta, gerakan pangan lokal 3000 porsi bubur (1.500 porsi untuk masyarakat gampong bintah dan 1.500 untuk peserta Jambore Tagana Aceh Calang).
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan Aceh, memberikan bantuan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis.
Dinas Arsip dan Perpustakaan Aceh
Dinas Arsip dan Perpustakaan Aceh memberikan bantuan 500 buah buku bacaan dan pemutaran film dokumenter di taman memorial tsunami calang.
BPBA
BPBA memberikan bantuan pengurangan resiko bencana (PRB) dan paket logistic berupa: paket lauk-pauk berupa beras, minyak goreng, mie instan, ikan sardine, saos, bubuk teh, bubuk kopi, gula pasir, kerupuk dan roti sebanyak 10 box. Paket hygine kits berupa minyak kayu putih, sabun mandi, shampoo, odol gigi, sikat gigi, pampers bayi, pembalut wanita, kain sarung dan handuk sebanyak 10 box. paket hygine kits berupa minyak kayu putih, sabun mandi, shampoo, odol gigi, sikat gigi, pampers bayi, pembalut wanita, kain sarung dan handuk sebanyak 10 box.
Dinas Registrasi Penduduk Aceh
Dinas Registrasi Kependudukan Aceh memberikan bantuan berupa pembuatan dan pengurusan kartu kependudukan.
Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh memberikan bantuan bibit mangga sebanyak 45 batang, bibit kangkung sebanyak 5 sachet, bibit kacang panjang 5 sachet, bibit cabe sebanyak 10 sachet, bibit bayam sebanyak 5 sachet, kawat bronjong sebanyak 20 unit, kawat berduri sebanyak 10 gulung, hand sprayer sebanyak 10 set.
Dinas Lingkungan Hidup
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan memberikan bantuan berupa petai 100 bibit, jengkol 100 bibit, jambu madu 50 bibit, rambutan 20 bibit, mangga 20 bibit, nangka 4 bibit, sawo 3 bibit, jeruk 3 bibit, alpukat 50 bibit, durian 50 bibit, mahoni 50 bibit, tanjung 50 bibit.
Dinspora Aceh
Dispora Aceh memberikan bantuan berupa costum bola volley 5 set, bola volley 20 buah, kustum futsal 5 set, bola futsal 20 buah, bola takraw 20 buah, bola basket 10 buah, bola kaki 20 buah.
Dinas Pengairan
Membantu dana untuk bhaksos dan jambore tagana
Satpol PP Aceh, dan Kominfo membantu mengarahkan kelancaran kegiatan bhaksos dan jambore tagana.[]