Banda Aceh-Provinsi Aceh masih memiliki daerah-daerah terpencil yang
sulit dijangkau baik melalui transportasi darat, laut maupun udara. Kondisi ini
menyebabkan masyarakat setempat sulit untuk mendapatkan akses pelayanan
kesehatan.
Selain itu, masyarakat setempat rata-rata memiliki taraf
hidup menengah kebawah, sehingga membutuhkan perhatian lebih dari Pemerintah
Aceh. Dinas Kesehatan Aceh sebagai salah satu instansi dibidang kesehatan,
memiliki peranan penting dalam meningkatkan taraf kesehatan masyarakat
setempat.
Pelayanan kesehatan bergerak Daerah Terpencil Perbatasan dan
Kepulauan (DTPK) merupakan salah satu langkah pemerintah melalui Dinas
Kesehatan Aceh dalam mensukseskan program Aceh Seujatra (JKA Plus) demi menuju Aceh Hebat. Tujuan utama upaya pelayanan kesehatan adalah terselenggaranya upaya
kesehatan yang tercapai (accessible),
terjangkau (affordable) dan bermutu (quality) untuk menjamin terselenggaranya
pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.
Strategi untuk mencapai masyarakat yang mandiri untuk hidup
sehat adalah meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas. Salah satu kegiatan yang
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Aceh untuk meningkatkan akses pelayanan di
masyarakat yaitu Pelayanan kesehatan bergerak Daerah Terpencil Perbatasan dan
Kepulauan (DTPK)
Pelayanan kesehatan bergerak Daerah Terpencil Perbatasan dan
Kepulauan (DTPK) merupakan pelayanan yang dilakukan oleh Tim Pelayanan
Kesehatan Bergerak (TPKB) dalam rangka meningkatkan akses, dan ketersediaan
pelayanan kesehatan di daerah terpencil dan sangat terpencil. Pelayanan
kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kawasan terpencil, dan sangat
terpencil dilakukan melalui berbagai pendekatan pelayanan kesehatan, dengan
memperhatikan karakteristik masing-masing daerah, dan kebutuhan masyarakat
setempat.
Sudah Digelar di 5 Kabupaten Aceh
Untuk pemerataan pelayanan kesehatan Pemerintah Aceh melalui
Dinas Kesehatan Aceh menggelar bakti sosial pengobatan dan pelayanan kesehatan
bergerak Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan (DTPK). Rencananya kegiatan
tersebut akan dilakukan di 8 kabupaten di Aceh selama tahun 2019. Hingga kini
sudah 5 Kabupaten digelar yakni Naga Timbul Kabupaten Aceh Tenggara, Linge Kabupaten
Aceh Tengah, Mesidah Kabupaten Bener Meriah, Pulau Banyak Barat Kabupaten Aceh
Singkil, Pasie Raya Kecamatan Aceh Jaya.
Selanjutnya dalam tahun 2019 masih tersisa 3 lokasi lagi
yakni ke Simpang Jernih Aceh Timur, Nisam Antara dan Langkahan Kabupaten Aceh
Utara serta Pulau Siumat Kabupaten Simeulue. Setiap tahun program pelayanan
kesehatan bergerak Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan ini dilakukan pada
8 Kabupaten.
Koordinator Tim Medis Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinas
Kesehatan Aceh dr Rais Husni Mubarak, menjelaskan dalam kegiatan tersebut memberikan
pengobatan dan pelayanan kesehatan, pihaknya bersama tim dokter juga
mengedukasi masyarakat tentang tata cara menjalani pola kehidupan yang sehat.
“Beberapa layanan kesehatan yang diberikan dalam bakti sosial
tersebut diantaranya, pelayanan kesehatan telinga dan pendengaran, pelayanan
kesehatan gigi dan mulut, pemeriksaan THT, penyuluhan kesehatan untuk ibu hamil
dan anak balita, serta pembagian Higienis Kit berisi handuk, odol san sikat
gigi, “ urainya.
Di samping layanan umum dan spesialis, juga ada pemeriksaan
kesehatan dasar seperti pemeriksaan kadar gula darah, cek kolestrol. Di lokasi juga dilakukan layanan imunisasi
kepada anak-anak yang berada di daerah pedalaman tersebut.
Untuk menuju ke lokasi Baksos seperti melewati Samar Kilang
Kabupaten Bener Meriah, Rais berbagi cerita, rombongan harus medan jalan
berlumpur tebal, karena baru sebagian jalan diaspal. Bahkan kendaraan mobil
double cabin yang mereka gunakan sempat terjebak lumpur hingga rodanya tidak
bisa berjalan. Sementara, saat menuju Naga Timbul Kabupaten Aceh Tenggara,
rombongan harus menyeberangi sungai dengan berjalan kaki karena tidak tersedia
rakit
Namun, lanjut Rais, semua itu terobati ketika masyarakat
menyambutnya dengan antusias. “Mereka merasa istimewa bisa bertemu dengan
dokter spesialis karena memang jarang ada kesempatan, “ ucapnya.
Dalam kesempatan itu Pemerintah Aceh juga memberikan bantuan
sosial berupa fasilitas kesehatan, ibadah dan olahraga kepada masyarakat desa
setempat.
Selain layanan umum dan spesialis, juga ada pemeriksaan
kesehatan dasar seperti pemeriksaan kadar gula darah, cek kolestrol. Di lokasi juga dilakukan layanan imunisasi
kepada anak-anak yang berada di daerah pedalaman tersebut.
Di bagian lain, tim DTPK Dinkes Aceh juga turun ke Sekolah Dasar
yang ada di lokasi. Di Sekolah Dasar, selain melakukan pemeriksaan kesehatan
mata, THT, gigi dan mulut, tim yang turun juga melakukan penyuluhan kesehatan,
termasuk edukasi gizi dan cara menyikat gigi yang benar.
“Anak-anak sangat
senang dibagikan sikat gigi ukuran kecil khusus untuk anak, karena mereka ada
yang jarang menyikat gigi, ada sebagian yang menyikat menggunakan sabut kelapa,
“ ujar Rais.
Dengan terlaksananya pelayanan kesehatan di daerah terpencil
diharapkan dapat meningkatkan hasil kinerja program seperti, meningkatkan
cakupan penyuluhan kesehatan masyarakat.Meningkatnya cakupan pelayanan
pengobatan, meningkatnya persentase imunisasi desa yang mencapai Universal Child Imunizatio (UCI), meningkatnya
cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Gizi serta menurunkan angka
kematian ibu dan kematian balita.
Pelayanan Kesehatan THT
Kabupaten Pulau Banyak Barat Kabupaten Aceh Singkil, yang
berada di sepanjang pantai yang membentang ke arah Samudera Hindia, masih
memiliki sejumlah daerah yang tergolong
daerah tertinggal dan sulit dijangkau. Namun, terkait pelayanan kesehatan tetap
menjadi prioritas di daerah setempat.
Salah satu dokter yang ikut terlibat pelayanan kesehatan
bergerak daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan
dr. Lily Setiani SP THT-KL(K)
mengatakan untuk kawasan pesisir dokter spesialis THT sangat dibutuhkan,
pasalnya kerap ditemui kasus pasien tuli dan gangguan pendengaran lainnya, yang
umumnya dialami oleh masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan. Ditambahkannya,
telinga anak-anak nelayan karena kerap mandi dilaut juga harus dibersihkan
karena masuknya pasir.
“Di sana masyarakatnya pada umum bekerja sebagai nelayan.
Tapi ada juga beberapa sebagai petani. Pemerintah, memiliki tanggung jawab
untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk terjadi seputar kesehatan, dokter
spesialis adalah solusinya, untuk hal tersebut,” ucapnya.
Dia menjelaskan, di daerah pesisir kasus yang kerap ditemui
adalah masalah ganguan pendengaran, oleh karena itu, untuk anak sekolah semua
telinga anak-anak dibersihkan. Untuk para orang tua yang umumnya nelayan bahkan
ada gendang telinganya pecah, sehingga tidak bisa mendengar karena sering
menyelam ke laut terlalu dalam. Pihaknya menyerahkan alat bantu dengar kepada warga yang mengalami masalah
pendengaran.
Sementara itu, Koordinator Tim Medis Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinas
Kesehatan Aceh dr Rais Husni Mubarak, mengatakan pihaknya berupaya meningkatkan
pelayanan dan sosialisasi kesehatan yang menyentuh langsung seluruh masyarakat
hingga ke kampung-kampung terpencil di kabupaten ini.
Menurutnya, strategi yang dilakukan untuk mencapai daerah
terpencil itu, dengan mengerahkan seluruh petugas Puskesmas. Para petugas
diminta melakukan pelayanan kesehatan secara optimal kepada seluruh masyarakat.
Begitu juga dengan bidan yang berada di pusat kesehatan, diminta berperan aktif
dalam meningkatkan derajat kesehatan ibu hamil.
Soraya