Abu Bakr Al-Baghdadi, Hantu Khalifah ISIS yang Paling Dicari

Senin, 28 Oktober 2019, Oktober 28, 2019 WIB Last Updated 2019-10-28T14:36:40Z
                                                                 Pemimpin ISIS Abu Bakr Al-Baghdadi. (AP Photo/Militant video)


Jakarta, CNN Indonesia -- Pemimpin kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Abu Bakr Al-Baghdadi, dilaporkan tewas untuk kesekian kalinya pada Minggu (27/10).

Presiden Donald Trump menuturkan Baghdadi tewas setelah meledakkan diri akibat terjebak dalam serangan pasukan khusus AS yang dibantu Rusia, Turki, dan Irak di barat laut Suriah.

Trump menegaskan kematian Baghdadi kali ini tidak perlu diragukan lantaran tes DNA sudah mengonfirmasi jasad pemimpin teroris paling dicari selama enam tahun terakhir itu.



Namun, Rusia masih meragukan hal itu lantaran pihaknya belum mendapatkan informasi kredibel terkait jasad Baghdadi.

Ini bukan pertama kalinya Baghdadi dilaporkan terluka dan tewas. Ia kerap dijuluki "The Ghost" lantaran keberadaannya sulit terdeteksi bahkan oleh intelijen militer sekalipun. Ia juga sudah beberapa kali dilaporkan terluka akibat serangan militer.

Pada November 2014 lalu, rumor beredar bahwa Baghdadi telah terluka parah atau mati akibat serangan udara di Mosul, Irak. Namun, saat itu Kementerian Pertahanan AS tak dapat mengonfirmasi laporan tersebut.




Pada November 2015, pasukan Irak mengklaim telah menerjang konvoi kelompok Bahgdadi di dekat perbatasan dengan Suriah. Meski begitu, keadaan Baghdadi saat itu tak diketahui secara jelas.

Namun, pasukan keamanan lokal Irak di wilayah itu menuturkan Baghdadi terluka parah hingga diisukan meninggal. Kabar itu ditepis setelah Baghdadi merilis rekaman suaranya satu bulan kemudian.

Pada Juni 2017 lalu, militer Rusia menuturkan tengah mencari kebenaran jika Baghdadi tewas akibat serangan udara mereka di Suriah sebulan sebelumnya.
Abu Bakr Al-Baghdadi, Hantu Khalifah ISIS yang Paling DicariCNNIndonesia/Asfahan Yahsyi

Namun, jenderal senior AS saat itu menuturkan Baghdadi kemungkinan masih hidup dan bersembunyi di Lembah Sungai Eufrat Tengah yang membentang dari Suriah hingga ke Irak.

Baghdadi lahir dengan nama Ibrahim Awad al-Samarrai pada 1971 silam di Tobchi, daerah kumuh di dekat Samarra, di utara Baghdad.

Dikutip AFP, Baghdadi merupakan penggemar sepakbola. Ia sempat mengenyam pendidikan di sekolah hukum meski tak memperoleh nilai yang bagus. Baghdadi sempat berniat masuk sekolah militer tapi terjegal karena tak memiliki penglihatan yang bagus.


Sejak itu, Baghdadi muda memutuskan pindah ke Baghdad untuk belajar Islam.

Dia bergabung dengan kelompok pemberontak pada 2003 lalu, saat AS menginvasi Irak. Saat itu, ia tertangkap oleh pasukan AS dan dibebaskan setahun setelahnya karena dianggap sebagai penghasut warga sipil alih-alih ancaman militer.

Baru pada 4 Juli 2014 ia menjadi pusat perhatian dunia. Di mimbar masjid al-Nuri di Mosul, pria yang lahir dari sebuah keluarga penceramah itu mengumumkan pembentukan kekhalifahan ISIS.

Sejak itu, ribuan orang dari seluruh dunia mendatangi Irak dan Suriah untuk menjadi pasukan negara bentukannya.

Baghdadi mencapai puncak kekuasaannya pada 2015 lalu ketika ISIS berhasil menduduki sebagian wilayah Suriah dan Irak termasuk Raqqa, kota yang dijadikan pusat kelompok teroris tersebut.


Sejak itu, ISIS juga mengklaim dan menginspirasi banyak serangan teror termasuk di kota-kota besar seperti Paris, Nice, Orlando, Manchester, London, Berlin hingga Jakarta.

Selama ini, Baghdadi menjadi buronan internasional paling dicari. AS bahkan menjanjikan imbalan $25 juta untuk orang yang menangkapnya.

Jumlah itu sama dengan yang ditawarkan saat mereka memburu pemimpin Al-Qaidah Osama bin Laden dan penerusnya, Ayman al-Zawahri. (rds/dea)

Komentar

Tampilkan

Terkini