Banda Aceh - Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Aceh Dyah Erti Idawati,
berharap peluang pengembangan nilam di Aceh bisa menjadi salah satu solusi
terbaik untuk menuntaskan kemiskinan Aceh. Hal itu ia sampaikan saat menghadiri
Forum Bisnis Klaster Inovasi Nilam, di kantor perwakilan Bank Indonesia Aceh,
Banda Aceh, 30/9.
"Prospek nilam di
Aceh cukup baik, jadi saya harap berkah nilam kedepanya bisa membuka akses
untuk meningkatkan perekonomi Aceh untuk menuntaskan kemiskinan," kata
Dyah.
Melalui nilam, kata
Dyah, Aceh bisa memperkuat perekonomian selain melalui olahan nilam, namun juga
bisa dilakukan peningkatan pada sektor pariwisata salah satunya melalui pilot
projek desa wisata nilam yang sudah digagasnya beberapa waktu lalu. Karena itu,
kata Dyah, desa wisata tersebut bisa membuka peluang Aceh untuk menguatkan
perekonomian melalui pariwisata.
Ia mengatakan, dengan
pengembangan perekonomian melalui pariwisata, kata Dyah, dapat mempercepat
pertumbuhan ekonomi masyarakat dengan melahirkan pendapatan dan penghasilan
untuk masyarakat sekitar.
"Jadi, dengan
sendirinya UMKM kerajinan dan UMKM lainnya bisa ikut terangkat dan ini terus
menjadi fokus pada tim PKK dan juga Dekranasda Aceh, serta juga organisasi
lain," kata Dyah.
Selain itu, Ia juga
mengungkapkan, penyebab melemahnya perekonomian Aceh, menurut Dyah, diakibatkan
oleh masih kurangnya kekompakan untuk mensinergikan penguatan ekonomi
masyarakat, baik itu antar SKPA maupun stakeholder lainnya. Sehingga kemiskinan
Aceh masih sulit diturunkan.
"Percepatan
penurunan kemiskinan, walaupun standly kita menurun tetapi kita maunya tancap
gas," kata Dyah.
Dengan sinergitas
tersebut, harap Dyah, dapat mempercepat upaya pemerintah melalui SKPA terkait
dalam penuntasan kemiskinan dengan memperhatikan potensi daerah dan masyarakat
sekitar.
"Banyaknya sekali
potensi Aceh (pertanian, sumber daya alam dan seni kerajinan), namun, kita
masih kurang di pemasaran, jadi saya harap melalui itu bisa meningkat
pemasaran," katanya.
Sementara itu Direktur
Jenderal Penguatan Inovasi dari Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan
Tinggi Jumain Appe, mengatakan bahwa perekonomian Aceh itu harus diperkuat
dengan skema ekonomi dari hulu dan hilir, ia mengatakan bahwa saat ini Aceh
masih berfokus pada exportir bahan mentah.
"Saya tahu nilam
memiliki potensi besar, jadi kita maunya dioperasikan sampai penyulingan, saya
sudah komunikasi dengan perusahan besar, bahwa saat ini mereka masih harus
impor dari luar negeri, padahal dikita besar potensinyanya," kata Jumain.