Pembukaan ajang berskala internasional tersebut, ditandai dengan pemotongan
pita bersama oleh Staf Ahli
Setda Aceh Darmansyah S Pd MM, dan Rektor UUI Prof Adjunct Marniati SE M Kes. Turut juga hadir Walikota Banda Aceh yang diwakili oleh Ir Syukri M Sc, Ketua Yayasan
Ubudiyah Indonesia Dedi Zefrizal ST, serta Mr. Hong asal Korea Selatan mewakili dewan juri I+ACEH 2019.
Kegiatan yang diadakan ke-4 kali ini, menghadirkan sejumlah negara seperti dari Korea Selatan, Malaysia, India, Vietnam, Kanada dan Thailand. Sementara dari Aceh diwakilkan oleh
UUI Aceh dan Fatih Bilingual School
Dalam sambutannya, Gubernur Aceh menyampaikan apresiasi atas
berlangsungnya ajang event berskala internasional yang digagas oleh Universitas
Ubudiyah Indonesia. “Kita mengapresiasi atas terselenggaranya even-even
internasional semacam ini. Dalam era industri 4.0 saat ini, inovasi memang sudah merupakan hal mutlak untuk
dapat beradaptasi dengan kemajuan zaman. Perguruan tinggi hendaknya senantiasa
mengarahkan model pendidikan yang mampu menjawab kebutuhan zaman. Dengan kata
lain bahwa dunia akademik hendaknya diarahkan untuk menyesuaikan dengan
kebutuhan pasar” ujar Darmansyah.
Darmansyah juga menghimbau kepada mahasiswa agar memetik
acara event I+ACEH ini sebagai wadah pembelajaran agar dapat menyesuaikan
dengan ruang dunia usaha. “Untuk mewujudkan itu semua maka mahasiswa harus
disiplin, berintegritas, berkomitmen dengan apa yang sudah kita lakukan dalam bergaul
dengan dunia internasional” imbuhnya.
Walikota Banda Aceh dalam sambutannya yang diwakili oleh Staf
Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, Ir Syukri M Sc menyampaikan
bahwa pihaknya menyambut baik adanya event inovasi yang diselenggarakan oleh
Universitas Ubudiyah Indonesia pada tahun ini. Menurutnya even semacam ini
dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di Banda Aceh, khususnya bagi pelaku
UMKM.
“Bapak Walikota bahkan
menargetkan adanya 1000 even berskala nasional dan internasional semacam I+ACEH
ini pada 2020”, ujarnya dihadapan para hadirin. Dirinya berharap agar para
peserta I+ACEH dapat memanfaatkan kunjungan kali ini untuk berkunjung ke berbagai
destinasi wisata yang ada di Banda Aceh.
Sementara itu, Rektor Universitas Ubudiyah Indonesia (UUI) Aceh Prof Adjunct Marniati SE M Kes menyampaikan bahwa I+ACEH merupakan ikon inovasi yang melambangkan identitas ke-Acehan. “Ajang I+ACEH ini menjadi wadah dalam membangun koneksi antar inovator dunia dari berbagai perguruan tinggi. Ajang inovasi ini tidak sebatas pada penemuan dan unjuk kreatifitas, namun lebih dari itu agar lebih bermakna dan menjadi solusi bagi kehidupan manusia”, ujar Marniati.
Prof Marniati menambahkan bahwa inovasi yang terbaik hendaknya
memilki output yang muaranya pada komersialiasi hasil inovasi itu sendiri.
“Hasil-hasil inovasi dan kreatifitas ini agar dapat diarahkan dalam upaya
menghasilkan produk yang kelak dapat dikomersialisasikan”, ujarnya.
“Peserta pameran terbanyak dari India dengan membawa 32
peserta dan 7 orang dosen. Dengan acara ini bisa menjadi wisata edukasi, sambil
belajar sambil wisata di Kota Banda Aceh. Dengan kegaitan ini kita dapat
menggerakan mereka menjadi saintis, saya motivasi agar mahasiswa suka dulu
dengan inovasi, “ urai Rektor UUI ini.
Menurutnya, even internasional
semacam ini di Aceh, baru diadakan pertama sekali oleh UUI, pihaknya juga
mendukung dari segi biaya bagi para mahasiswa yang memiliki hasil inovasi yang
layak dipamerkan untuk mengikuti pameran ke ajang internasional
Usai dibuka oleh Gubernur Aceh, stand dan booth pameran peserta
mulai ramai oleh para pengunjung. Acara I+ACEH ini akan berlangsung selama dua hari, yakni 1- 2 Oktober 2019 yang akan diakhiri dengan rangkaian closing
ceremony dan pengumuman pemenang kompetisi.
Soraya/Rilis