Maret 2020 menjadi awal Gerilya ekonomi Plt Gubernur
Aceh Ir.Nova Iriansyah ketanah Arab, buruknya ekonomi Aceh selama beberapa dekade,
membuat orang nomor satu Serambi Mekah harus jauh-jauh mencari investasi kepada
orang-orang kaya Arab.
Uni Emirat Arab adalah negeri dimana Nova melabuhkan harapan,
dinegeri yang dihuni oleh para syech pemilik kilang minyak ini, Nova mencoba
membangun komitmen, agar milyader-milyader dari kota Dubai mau menanamkan ivestasi
di Aceh.
Seorang yang sangat penting dia temui adalah CEO Mubadala Petroleum, Dr. Bakheet Al
Katheeri. Dia menyatakan pihaknya sangat tertarik berinvestasi di bidang non
migas di Aceh, khususnya di bidang pertanian.
Pertanian adalah usaha yang selama ini menjadi penopang hidup
rakyat Aceh, investasi dibidang ini tentu akan mendongkrak kebangkitan ekonomi
rakyat dipropinsi Serambi Mekah. Sedikitnya lebih 400.000 ha lahan pertanian
selama ini diusahakan rakyat dalam kegiatan penanaman padi.
Manyoritas kegiatan pertanian rakyat di Aceh masih dikelola
dengan sangat tradisional, membajak, mencangkul, hanya sedikit penggunaan
mesin. Kehadiran Mubadala Petroleum diharap mampu menggeser pola pertanian
konvensional kearah pertanian modern.
"Kami tertarik untuk mendiversifikasi portfolio investasi
di Indonesia dengan cara menempatkan dana di sektor pertanian yang ramah
lingkungan serta pembangunan infrastruktur dan energi," kata Dr. Bakheet
Al Katheeri.
Plt Gubernur berharap usaha diversifikasi investasi yg akan
dilakukan oleh Mubadala dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan
ekonomi Aceh serta membuka lapangan pekerjaan yang baru.
Nova Iriansyah mengatakan Mubadala Petroleum,salah satu anak
perusahaan Mubadala, adalah pemegang konsesi ekplorasi migas terbesar di Aceh,
yang tersebar di blok Andaman I, Andaman II dan South Andaman dengan total
nilai investasi sekitar USD 500 Juta.
Mubadala Holding adalah sebuah perusahaan milik Kerajaan Abu
Dhabi yang bergerak di berbagai bidang termasuk minyak dan gas, perkebunan,
industri petrokimia hingga teknologi startup, menegaskan pihaknya tertarik memperluas
kegiatan investasi tidak hanya pada sektor migas, tapi juga pada sektor
non-migas. Hal itu sebagai bagian dari komitmen investasi Uni Emirat Arab di
Aceh.
Gerilya itu tidak berhenti pada Mubadala, Nova Iriansyah juga
mendekati - Lembaga pengelola dana investasi, Abu Dhabi Investment Authority
(ADIA).
Mereka berminat melakukan investasi di tiga bidang infrastruktur
di Aceh. Tiga project besar itu adalah pembangunan bandara baru di Sabang,
pembangunan moda transportasi massal monorail Banda Aceh dan pembangunan pipa
gas Lhokseumawe - Banda Aceh.
Deputi Direktur Bidang Investasi Properti dan Infrastruktur
ADIA, Salem Al Darmaki, mengatakan dalam waktu dekat ADIA akan segera
mengirimkan tim ke lapangan guna menindaklanjuti rencana investasi tersebut.
Lembaga tersebut nantinya akan membuat satu department khusus
untuk pembangunan infrastruktur di Aceh.
Menurutnya investasi di bidang infrastruktur di Aceh sangat
menjanjikan mengingat perkembangan perekonomian Indonesia yang semakin membaik
secara umumnya serta potensi ekonomi Aceh di sektor pariwisata dan energi.
Plt Gubernur juga punya agenda pertemuan dengan Sheikh Hameed Al
Nahyan, Direktur Manajer Badan Pengelola Dana Investasi Kerajaan, Abu Dhabi
Investment Authority (ADIA), orang penting yang akan diajaknya menanamkan
Investasi di Aceh.
Di Abu Dhabi pertemuan penting Nova lainnya bersama Menteri
Energi dan Industri UEA, Suhail Mohammed Faraj Al Mazrouei untuk membahas
perkembangan lanjutan komitmen investasi UEA ke Aceh. Nova didampingi langsung
Dubes Indonesia untuk UEA Husin Bagis.
Langkah Nova menggedor Istana megah Abu Dhabi semoga memberi
berkah kepada rakyat Aceh pada masa yang akan datang, perjalanan jauh itu
diharap mampu mengubah Aceh dari Stigma kemiskinan menjadi sebuah negeri yang
sejahtera. (***)
Pariwara Kegiatan Plt Gubernur Aceh