Kylie Moore-Gilbert, dosen studi Timur Tengah
Universitas Melbourne, ditahan di Teheran dengan
Vonis penjara 10 tahun
26.11.2020
JAKARTA
Pejabat Thailand pada Kamis mengatakan mereka telah menyetujui pengiriman tiga warga Iran, yang terlibat dalam ledakan bom 2012, ke Teheran.
Pernyataan otoritas Thailand datang setelah akademisi Australia Kylie Moore-Gilbert, 33, dibebaskan oleh Iran setelah dipenjara selama lebih dari dua tahun atas tuduhan mata-mata.
Kylie Moore-Gilbert, dosen studi Timur Tengah di Universitas Melbourne ditahan di Teheran dengan vonis 10 tahun.
Pejabat Thailand tidak menyebut pembebasan itu sebagai bentuk pertukaran tahanan atau melibatkan Australia dalam usaha tersebut.
Namun TV pemerintah Iran IRIB mengatakan Teheran membebaskan warga Inggris-Australia Kylie Moore-Gilbert dengan imbalan tiga warga Iran yang ditahan di luar negeri.
Chatchom Akapin, Wakil Jaksa Agung Thailand, mengatakan otoritas Thailand menyetujui pemindahan tahanan berdasarkan kesepakatan antara Thailand dan Iran.
“Pemindahan tahanan ini biasa saja. Kami memindahkan tahanan ke negara lain dan pada saat yang sama menerima kembali orang Thailand berdasarkan perjanjian seperti ini sepanjang waktu,” kata dia.
Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne memberikan konfirmasi atas kebebasan Dr Moore-Gilbert.
“Kami sangat senang dan lega memberi tahu bahwa Dr Moore-Gilbert telah dibebaskan dan akan segera dipersatukan kembali dengan keluarganya,” ujar Menlu Payne seperti dikutip ABC News.
Kasus bom yang melibatkan tiga warga Iran terungkap pada 2012 ketika sebuah bom tak disengaja meledak di sebuah vila di Bangkok tempat mereka menginap.
Pejabat Israel dan Thailand mengatakan plot itu ditujukan pada diplomat Israel di Bangkok - meskipun Iran membantah tuduhan tersebut dan orang-orang itu tidak pernah dituduh melakukan terorisme.
Dua warga Iran, Saeid Moradi dan Mohammad Kharzei, dihukum di Thailand pada 2013.
Moradi dijatuhi hukuman seumur hidup karena mencoba membunuh seorang petugas polisi, sementara Kharzei dihukum 15 tahun karena memiliki bahan peledak.
Moradi, seorang teknisi pabrik dari Teheran dan mantan tentara, kehilangan bagian dari kedua kakinya ketika dia mencoba melarikan diri dari vila di jalan Bangkok yang padat. Dia membawa bahan peledak dari rumah dan menjatuhkannya di jalan saat polisi berusaha menghentikannya.
Tersangka ketiga, Masoud Sedaghatzadeh, ditahan di Malaysia. Pada 2017, pengadilan federal Malaysia memerintahkan ekstradisinya ke Thailand.