Calang – Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Aceh, Dyah Erti Idawati mengharapkan kehadiran Bunda Paud pada sembilan Kecamatan di Kabupaten Aceh Jaya, harus menjadi motor bagi pengembangan konsep PAUD Holistik Integratif (HI).
Harapan itu dilontarkan Dyah, Senin (29/03/2021), saat menghadiri pengukuhan Bunda PAUD pada sembilan Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Aceh Jaya, sekaligus penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) terkait penerapan dan pengembangan PAUD Holistik Integratif, di Calang, Aceh Jaya.
Penandatangan komitmen bersama sekaligus pengukuhan yang berlangsung di Meuligoe Bupati Aceh Jaya itu, dilakukan untuk mewujudkan penerapan dan pengembangan PAUD Holistik Integratif di Kabupaten Aceh Jaya, yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Pusat.
“Selamat kepada Bunda-Bunda PAUD yang baru dikukuhkan, diharapkan ke depannya dapat mendorong perbaikan, pembinaan, percepatan dan pengembangan PAUD HI, agar kita mampu mencapai target ‘satu gampong satu PAUD’ sebagaimana yang dicanangkan Pemerintah,” kata Dyah.
Dalam kesempatan itu, Dyah juga mengingatkan, kepada Bunda PAUD yang telah dikukuhkan untuk segera mempersiapkan pengembangan PAUD di daerah masing-masing. Dengan demikian, upaya untuk meningkatkan kualitas lembaga PAUD di Aceh, khususnya Aceh Jaya akan terealisasikan secara cepat. “Untuk mendukung semua itu, juga diperlukan kerjasama dari instansi dan lembaga, serta berbagai pihak terkait,”kata Dyah.
PAUD merupakan jenjang pendidikan prasekolah bagi anak yang berusia 0 hingga enam tahun, dengan konsep cara belajar dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan, untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani. Sehingga anak-anak akan memiliki bekal dan kesiapan untuk memasuki pendidikan formal. PAUD juga dianggap penting dalam membentuk karakter diri anak.
Atas dasar itu, pemerintah menekankan agar semua daerah kabupaten dan kota untuk dapat meningkatkan mutu PAUD secara berkelanjutan. Sebagaimana, program unggulan Pemerintah Aceh melalui program “Aceh Hebat” yang juga memberi perhatian kepada PAUD di Aceh.
“Dari 15 program prioritas ‘Aceh Hebat’ setidaknya ada empat yang menyentuh PAUD, yaitu Aceh Troue, Aceh Teuga, Aceh Carong, dan Aceh Meuadab. Insya Allah anak Aceh akan ‘Carong’ dan ‘Meuadab’. Apabila mereka ‘troe’ (kenyang), maka akan ‘teuga’ (kuat) dalam menghadapi berbagai tantangan sesuai perkembangan usianya. Tidak mungkin mereka bisa berkembang dengan baik kalau di usia dini mengalami gizi buruk dan sakit-sakitan,” pungkas Dyah.
Sementara itu, Bunda PAUD Kabupaten Aceh Jaya, Ernani Wijaya, mengatakan PAUD HI adalah layanan pendidikan anak usia dini yang menggabungkan proses asah, asih asuh, yang mencakup layanan gizi dan kesehatan, pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan. Sebagai upaya untuk mengoptimalkan semua aspek perkembangan anak, yang dilakukan secara terpadu. Agar anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai prinsip holistik.
Ia mengatakan, PAUD HI bertujuan agar terselenggaranya layanan pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif menuju terwujudnya anak Indonesia yang sehat, cerdas, ceria, dan berakhlak mulia, sesuai amanat Presiden Nomor 60 Tahun 2003, pasal 2 ayat 1 yang menjelaskan tentang PAUD HI.
Maka itu, Ernani mengingatkan kepada Bunda PAUD Kecamatan yang telah dikukuhkan, untuk bisa memberikan pendidikan berlandaskan cinta kasih, dan menjadi lokomotif untuk mendorong seluruh elemen masyarakat agar lebih proaktif dan sadar terhadap pendidikan anak usia dini.
Pertemuan itu menerapkan protokol kesehatan, yakni mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak, agar terhindar dari penularan Covid-19.
Red