Sebuah beca mesin digunakan Hamdani untuk mengangkut pakan
kekandang sapi berjarak sekitar 500 meter, lelaki desa Cot Preh ini memelihara
6 ekor sapi dewasa dan seekor anak sapi, dia hanya memiliki satu sapi jantan,
selebihnya sapi betina.
Memelihara sapi adalah pekerjaan Hamdani ketika tidak turun
kesawah, dari beternak sapi itu dia
membiayai kehidupan rumah tangganya, membangun
rumah juga didapat dari hasil berternak sapi, sementara dari hasil sawah
digunakan untuk makan sehari-hari.
Untuk memberi pakan sapinya Hamdani menanam rumput dilahan
seluas sekitar 1000 meter, yang dia tanam dengan rumput jenis GH, namun bila musim kemarau tiba, rumput-rumput yang ditanam itu tidak mau
tumbuh, Hamdani terpaksa pergi jauh ke desa Lampulo, Lampriet di Banda Aceh
untuk mencari rumput.
Beternak sapi sudah merupakan tradisi masyarakat desa Cot
Preh secara turun temurun, namun intensitas budidaya hewan ini semakin meningkat
dalam beberapa tahun terakhir, semua itu disebabkan oleh motivasi seorang tokoh
masyarakat Sanusi Hasan.
Sanusi Hasan yang merupakan mantan Kades Ujong Blang, sebuah
desa yang bersebelahan dengan Cot Preh, juga merupakan pecahan desa Cot Preh
dahulunya, memberi motivasi kepada para pemuda desa untuk memelihara sapi.
Sanusi memberi tahu bahwa dirinya untuk membiayai pendidikan anak-anaknya, membangun rumah dan membeli
kenderaan, semua dari hasil beternak sapi, sementara gajinya sebagai guru hanya
cukup untuk makan sehari-hari.
Rumah Sanusi Hasan Yang Dibangun Dari Hasil Beternak Sapi
Memelihara sapi kata dia sebagai kunci dalam kita mengarungi
kehidupan sehari-hari, bila menghadapi kebutuhan mendadak sapi bisa langsung
dijual, kepercayaan orangpun tinggi terhadap orang yang memelihara sapi, bila
ingin berhutang pada orang lain lebih gampang dengan menjadikan sapi sebagai
jaminan, tutur Sanusi.
Apa Pajero Itu Bisa
Beranak ?
Samsuar merupakan pensiunan PNS di Aceh Besar, dia juga sudah
memelihara sapi sejak masih berdinas, lelaki ini tergolong ulet dan tangguh
dalam menekuni pekerjaannya, terkadang dia masih mengembala sapi ditengah
guyuran hujan deras dan petir diperbukitan blang bintang, yang lokasinya berada
dibelakang desa Cot Preh.
Ketekunan Sanmsuar belasan tahun lalu kini membuahkan hasil,
dia sudah memiliki puluhan ekor sapi, yang dibudidaya pada tiga lokasi, samsuar masih melakukan budidaya secara semi
tradisional, dia belum sepenuhnya melakukan budidaya rumput sebagai pakan sapi.
Ketika saya mencoba bertanya kenapa dia tidak menjual saja
separuh sapinya untuk membeli Pajero Sport, lelaki ini langsung menjawab “apa pajero itu bisa beranak ?” ucapan
itu membuat saya langsung tergelak.
Meski begitu dari hasil beternak sapi Samsuar sudah membangun
rumah yang tergolong mewah, dia juga memiliki mobil yang memadai untuk
aktivitas sehari-hari, namun bila kekandang sapi lelaki ini tetap dengan sepmor
Spacy kesayangannya.
Desa Cot Preh merupakan desa yang manyoritas warganya
melakukan budidaya sapi, hampir semua warga memiliki sapi, setiap orang
setidaknya memiliki satu ekor sapi, rata-rata warga memiliki 3-5 ekor sapi yang
dibudidaya, meski banyak juga warga yang memiliki puluhan ekor sapi.
Demikianlah desa ini berhasil meningkatkan taraf hidup mereka
melalui budidaya sapi, sementara untuk makan sehari-hari mereka sudah
mendapatkan dari hasil panen padi.
Tarmizi Alhagu