Kadisdik Aceh, Drs.Alhudri, MM., beserta rombongan Disdik Aceh,
pada saat perjalanan dalam rangka meninjau sejumlah sekolah di pelosok Aceh
Tamiang, Jumat (8/10/2021).
Kuala Simpang –
Pendidikan berkualitas adalah hak semua anak didik, tanpa memandang batas dan
letak daerah. Apakah itu di perkotaan atau malah nun jauh di pedalaman sana.
Dan untuk itulah, Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs. Alhudri, MM beserta
jajarannya melakukan perjalanan jauh melewati jalanan berdebu dan berbatuan
hingga menerobos jalanan setapak di tengah perkebunan sawit serta menaiki
perahu untuk menyeberangi sungai menuju daerah pedalaman Kabupaten Aceh
Tamiang.
Rombongan Disdik Aceh yang
dipimpin langsung Kadisdik Aceh meninjau sejumlah sekolah di pelosok Aceh
Tamiang, yaitu SMA Negeri 1 Bandar Pusaka, SMA Negeri 1 Sekerak dan SMA Negeri
1 Tamiang Hulu.
Alhudri seperti memiliki
adrenalin lebih ketika ingin melihat langsung kondisi pendidikan serta berjumpa
para guru dan siswa yang berada di daerah pelosok itu. Medan perjalanan yang
tak biasa itu dilaluinya dengan begitu enjoy dan bersemangat. Dan lelaki itupun
terkenang dengan memori saat menjadi Camat di Samar Kilang, sebuah daerah
pedalaman Kabupaten Bener Meriah.
Semua itu dilakukan sebagai
upaya membangun pendidikan berkualitas dari pelosok negeri. Alhudri
bercita-cita melakukan perubahan di sektor pendidikan melalui pemerataan mutu
pendidikan di seluruh Aceh, sehingga lulusan SMA, SMK dan SLB mampu bersaing di
tingkat nasional bahkan internasional.
Salah satu sekolah yang
paling jauh dikunjungi Kadisdik Aceh yaitu SMA Negeri 1 Sekerak. Tak mudah
jalan menuju ke sekolah yang terletak di Desa Sulum. Orang nomor 1 di Disdik
Aceh harus menaiki sepeda motor melewati berbagai rintangan, mulai jalanan
berbatuan dan berlumpur hingga jembatan gantung menyeberangi sungai.
Kepala Dinas Pendidikan
Aceh, Drs. Alhudri, MM mengajak semua pihak agar memiliki tekad yang sama untuk
memajukan pendidikan. Targetnya, para lulusan sekolah yang diterima di
Perguruan Tinggi terus meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun. “Saat ini kita
sudah mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka di sekolah. Namun, wabah Covid
19, masih ada di muka bumi ini. Kami ingatkan agar penerapan protokol kesehatan
jangan diabaikan ” ujarnya.
Alhudri berharap agar
pembelajaran tatap muka dapat terus berjalan, diperlukan upaya pencegahan
terhadap penyebaran virus Covid-19, yaitu dengan penerapan protokol kesehatan
dan mempercepat proses vaksinasi bagi guru dan siswa. “Alhamdulillah, sudah
mulai terlihat hasil dari ikhtiar vaksinasi yang kita lakukan, saat ini jumlah
orang yang terpapar virus Covid-19 mulai menurun di Aceh. Hal itu dapat dilihat
dari data yang dipaparkan tim Satgas Covid setiap harinya,” tuturnya.
Hampir tiga jam Alhudri
memompa semangat para guru dan siswa yang berada di sana. Ia mengapresiasi
ketekunan dan kegigihan para guru dan tenaga kependidikan yang mengajar di SMA
Negeri 1 Sekerak.
“Bapak dan Ibu gurunya
sudah bersemangat. Adik-adik juga harus lebih semangat sekolahnya ya. Karena
kita sudah memiliki fasilitas yang memadai disini. Di Pameu, Aceh Tengah,
anak-anak harus belajar di Balai Desa untuk bisa bersekolah,” tuturnya penuh
semangat.
Kadisdik berharap agar
lulusan SMA Negeri 1 Sekerak untuk dapat melanjutkan pendidikan yang lebih
tinggi. Untuk mencapai itu, para guru diminta untuk dapat mengembangkan inovasi
dalam pembelajaran serta melakukan pembinaan guna meningkatkan kualitas pembelajaran.
“Kami kesini untuk merasakan, apa yang telah dirasakan guru-guru kami yang
mengajar di pelosok. Kita memiliki cita-cita yang sama untuk meningkatkan mutu
pendidikan Aceh,” ujarnya di hadapan para guru.
Sementara SMA Negeri 1
Sekerak memiliki 3 rombongan belajar dengan jumlah siswa 60 orang yang berasal
dari tiga desa. Saban hari para siswa harus berjalan sekitar 5 hingga 10
kilometer untuk menuju sekolah. Jalanan berdebu dikala musim kemarau dan
berlumpur di saat musim hujan, bahkan banjir sudah biasa mereka lalui.
Tak kalah hebat, setiap
hari para guru yang mengajar di sana, selain harus menyeberangi motornya dengan
rakit kayu, mereka juga harus mengendarai motor untuk menuju sekolah, karena
medan jalan yang dilalui juga sangat curam yang hanya bisa dilewati kendaraan
roda dua. “Jalan ini kalau hujan sering banjir dan berlumpur, jika musim panas
jalannya berdebu. Kadang guru yang tinggal di seberang sungai tidak bisa lewat
kalau hujan dan harus berhati-hati karena sangat licin,” kata Bachtiar, Kepala Cabang
Dinas Pendidikan Aceh Wilayah Kabupaten Aceh Tamiang yang ikut mendampingi
Kadisdik Alhudri, Jumat, 8/10/2021.
Kacabdin mengapresiasi
semangat dan perjuangan para guru di daerah terpencil dalam mengajar dan
membimbing para siswa. “Tentu tidak sama perjuangan antara guru yang berada di
perkotaan dan daerah terpencil. Materi pembelajaran yang diajarkan juga harus
disesuaikan dengan kemampuan siswanya,” ungkapnya.
Meski demikian, Kabupaten
Aceh Tamiang secara umum memiliki kualitas pendidikan yang lebih baik, hal
tersebut terlihat dari jumlah lulusan yang berhasil masuk ke Perguruan Tinggi
Negeri semakin meningkat setiap tahunnya. “Ini semua berkat kerjasama yang baik
antara para guru dengan kepala sekolah. Sedangkan Cabdin hanya mendorong
penguatan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) untuk menuju Aceh Carong,”
ungkapnya.
Red.