Loyal itulah prinsip kerja seorang akademisi
yang kini berkarir sebagai Asisten I pada pemerintah Aceh, dialah Dr. M. Jafar,
SH, M. Hum, akademisi fakultas hukum
Unsyiah yang direkrut mantan Gubernur Aceh drh. Irwandi Yusuf sebagai staf ahli
Gubernur.
Sejak saat itulah dirinya berkarir sebagai birokrat di pemerintah Aceh, hingga jabatan Gubernur beralih kepada dr. Zaini Abdullah, posisi M.Jafar tetap dipertahankan sebagai staf ahli, sampai sebuah mutasi mengantar kembali akademisi itu ke kampusnya.
Diapun kembali dipanggil Zaini Abdullah setelah wawancara
dengan sebuah media lokal, menampilkan
pendapat M. Jafar tentang solusi sebuah polemik tentang pergantian antar waktu
(PAW), seorang anggota dewan pada sebuah kabupaten.
Mulailah M. Jafar kembali berkarir dikantor Gubernur, namun
posisi itu tidak lama diembannya, gelombang mutasi mengantarkan dirinya keluar
pintu gerbang pemerintah Aceh.
Pada periode Gubernur Aceh dijabat kembali oleh drh. Irwandi
Yusuf, akademisi Unsyiah ini dipanggil kembali untuk mengabdi, dirinya mendapat
posisi baru sebagai asisten 1 Pemerintah Aceh hingga kini.
Itulah sekelumit kisah yang diceritakan M. Jafar dalam sebuah kunjungan Harian Moslem.net ke ruang kerjanya, diiringi berbagai kisah yang mengawali dia keluar dari kampus, hingga menekuni berbagai jabatan, mulai dari anggota Panwaslu Aceh, Ketua KIP Aceh, Staf Ahli Gubernur hingga Asisten I.
Dalam semua pekerjaannya M.Jafar selalu mengedepankan
loyalitas kepada atasan, walaupun kerap atasan itu selalu berganti, dia tetap
menjunjung dan loyal kepada pimpinan.
Pemilik Buku Catatan
Memenuhi semua perintah kerja dari atasan adalah sebuah
kewajiban bagi M. Jafar, sehingga setiap yang ditugaskan oleh pimpinan selalu
dia tulis pada sebuah buku, demikian pula setiap saran kepada pimpinan selalu
dia tulis pada sebuah buku.
Buku menjadi sebuah kewajiban bagi M. Jafar, dia mencatat
semua ritme pekerjaan dan kegiatannya di dalam buku, karenanya dia memiliki
sebuah buku catatan yang besar untuk pekerjaan, lalu sebuah buku seukuran saku untuk
semua kegiatan yang akan dia lakukan.
Kebiasaan ini dikatakan M. Jafar sudah melekat pada dirinya
saat menjadi mahasiswa Fakultas Hukum Unsyiah, dia selalu memiliki sebuah buku besar untuk mencatat mata kuliah, dilengkapi
sebuah buku saku untuk mencatat rangkuman dari mata kuliah.
Begitulah M. Jafar menerangkan kesehariannya bekerja di kantor pemerintah Aceh, dengan segala lika liku yang dia alami.
Tarmizi Alhagu