Banda Aceh - Diam-diam Dinas Peternakan Aceh melalui UPTD Saree, punya
program masa depan untuk meningkatkan produksi sapi di Aceh. Mereka melatih
ketrampilan 56 pemuda yang akan diterjunkan pada 23 kabupaten dan kota seluruh
Aceh, demikian disampaikan Kepala UPTD
Saree Hendra Saputra Senin malam (31/07) di Banda Aceh.
Para pemuda tersebut dilatih
ketrampilan merawat sapi selama 5 bulan di Sekolah Kader Inseminasi Buatan dan
Inkubator Saree. Berbagai ketrampilan untuk pengobatan ternak, melakukan inseminasi buatan, sampai mempelajari transaksi penjualan sapi
di pasar hewan Sibreh diperkenalkan kepada mereka.
Pelatihan Kader Peternakan |
Dikatakan Hendra, Siswa Kader
Peternakan ini merupakan ujung tombak Dinas Peternakan Aceh. Melalui mereka
diharapkan terjadi transfer ilmu tentang budidaya sapi kepada masyarakat, untuk mengubah pola peternakan ke arah yang
lebih modern.
“Kita inginkan peternakan harus
ramah teknologi, tidak lagi dengan cara mengarit rumput untuk mencari pakan, sehingga mampu menambah skala usaha dari 3-4 ekor sapi, menjadi lebih 10 ekor
sapi mampu dibudidaya, " jelasnya.
Diharapkan juga para kader
Sekolah Peternakan ini bisa menjadi pelaku usaha di daerahnya masing-masing, setelah memiliki kemampuan selama 5 bulan
pendidikan, dengan materi 70 persen praktek dan 30 persen teori, papar Hendra.
Hendra Saputra merupakan
satu-satunya ahli Inseminasi Buatan yang dimiliki Aceh. Dia pula yang menemukan
metode inseminasi buatan lewat penelitiannya. Lelaki itu memiliki gelar akademik pada level
PhD dari Universitas Thailand.
Potensi Lahan Budidaya Sapi Aceh Belum Digarap Maksimal.
Saat ini Budidaya Sapi di Aceh
telah mencapai 500 ribu ekor, menurut data yang disampaikan Dinas Peternakan Aceh, sekitar 80 ribu ekor berada
di Kabupaten Aceh Besar. Wilayah itu
memiliki padang rumput yang sangat luas, membentang dari perbukitan Blang
Bintang hingga ke Lampanah Leungah dan Lamteuba.
Di kawasan Lampanah warga
melepaskan bebas sapi-sapi itu ke perbukitan, padang rumput di sana bersambung
hingga kaki Gunung Seulawah. Sepanjang
mata memandang yang terlihat adalah padang rumput yang dipagari rimba.
Padang rumput juga dimiliki
kawasan Jantho, berupa areal-areal
kosong yang tidak ditanami tanaman perkebunan,
tetapi masih minim dari budidaya sapi di kawasan itu.
Tarmizi Alhagu