Plt Kabulog Aceh Hafizhsyah |
Banda Aceh-Seorang wanita paruh baya pagi-pagi buta mendatangi
sebuah warung sembako di kawasan Neusu, Banda
Aceh. Dia meminta Beras Bulog kepada
penjual. “Beras itu tidak ada,” kata pemilik warung.
Dengan memendam rasa kecewa, dia pulang hanya dengan membeli sebuah sabun cuci dan pasta gigi. Begitulah kondisi persediaan beras Dolog kini di pasar Banda
Aceh. Kebutuhan pokok itu menghilang di pasaran,
entah apa penyebabnya.
Beras Bulog menjadi andalan utama
kaum marginal di Banda Aceh, untuk
mempertahankan hidup. Membeli beras premium mereka tentu tidak punya kemampuan
yang cukup, apalagi dengan tingginya harga beras saat ini, yang telah mencapai Rp. 210 ribu/sak, isi 15
kg.
Plt Kabulog Aceh Hafizhsyah yang
ditemui Selasa sore (19/9) di ruang kantornya, mengatakan mereka telah
menyalurkan beras itu ke 120 titik, di
Banda Aceh dan Aceh Besar. Terkait tidak
adanya beras di Neusu, kata dia, ” Bukan tidak ada, mungkin minggu ini kita
salurkan ke pasar kampung baru atau pesisir, "
Dikatakan Hafizsyah, ada 550
titik penyaluran Beras Bulog di seluruh Aceh. Sekarang mereka telah salurkan
sebanyak 27 ribu ton beras ke pasar,
dengan rincian setiap pengecer mendapat jatah 2 ton/ minggu.
“Rata-rata kita salurkan 5 ribu
ton perbulan untuk operasi pasar, hari ini kita juga ada antar beras ke pasar, " jelasnya.
Plt Dolog Aceh itu juga
menyampaikan masyarakat tidak perlu panik, karena stok beras masih cukup untuk
saat ini. Mereka juga akan menerima kembali beras, dan segera menyalurkan
kepada pengecer.
Tarmizi Alhagu.