Banda Aceh- Sebuah diskusi tentang rempah diadakan oleh Dinas Informasi dan Komunikasi
Aceh di sebuah warkop bernama Oen Kupi kawasan Batoh, Selasa (7/10), di Banda
Aceh.
Rempah Aceh Didalam Sebuah Wadah |
Acara yang bertajuk "Ngopi Bareng Rempahkan Bumi Pulihkan Dunia" itu, diadakan berkaitan dengan pelaksanaan Pekan Kebudayaan Aceh ke-8, menghadirkan nara sumber Tgk. Yusdedi dari Majelis Adat Aceh (MAA) dan Evi Mayasari, AKS, MSI dari Disbudpar Aceh.
Diskusi Rempah Aceh Di Warkop Oen Kupi |
Kedua nara sumber mengulas tentang budaya rempah dan sejarah rempah di Aceh, mereka menyebut tentang kegemilangan Kesultanan Aceh pada masa lalu dari hasil rempah. Diskusi itu banyak diminati generasi muda, yang ikut bertanya kepada nara sumber berkaitan rempah Aceh.
Sumber Petaka Berdarah
Rempah menjadi rebutan setelah
penaklukan Konstantinopel pada tahun 1453, oleh Sultan Muhammad Alfatih. Beralihnya penguasaan pasaran rempah oleh
Kaisar Bizantium kepada Sultan Ustmani, telah membuat warga Eropa kehilangan
pasokan barang paling berharga tersebut.
Ketergantungan Eropa pada Lada
telah membuat mereka mencari Jalan Rempah ke dunia bagian timur. Sebuah ekspedisi lautan dilakukan oleh Colombus pada tahun 1490 yang berakhir
dengan penemuan benua Amerika. Sebuah Ekspedisi lagi dilakukan oleh Marcopolo
ke dunia timur, mereka akhirnya berhasil masuk Selat Malaka pada tahun 1511.
Lada adalah bahan utama dalam
makanan bangsa Eropa saat memasuki musim dingin. Dengan Lada itulah mereka
bertahan hidup menghadapi pembekuan darah
ketika winter tiba.
Lada itulah kemudian yang menyebabkan Indonesia dijajah selama 350 tahun oleh berbagai bangsa Eropa. Lada itulah pula yang menjadi penyebab Kesultanan Aceh kehilangan kedaulatan, perang berabad-abad telah menyebabkan kematian dan banjir darah disetiap generasi.
(ADV)