Satu persatu generasi para pejuang Darul Islam di Aceh terjun
ke dunia politik, paling anyar adalah kehadiran Fauzi, cucu Komandan Batalyon Darul
Islam di Lam Ateuk Letnan Teuku Ismail Sabi, naik dari Partai Gerindra untuk bisa
mendapatkan kursi di DPRK Aceh Besar.
Lelaki 49 tahun itu naik dari Dapil 5 Kecamatan Blang
Bintang, Kuta Baro, Krueng Barona Jaya dan Kecamatan Ingin Jaya. Dia mendapatkan nomor urut 5, bersamanya juga naik seorang cucu Pejuang Darul Islam Abdullah
dari Batalion yang sama bernama Munawar.
Munawar memilih berjuang lewat Partai Kebangkitan Bangsa
(PKB) dari Dapil 1 Aceh Besar, Banda Aceh, Sabang, untuk dapat memiliki kursi
Legislatif DPR Aceh. Lelaki berkulit gelap ini mendapatkan nomor urut 1 dari
partainya.
Kehadiran generasi Pejuang Darul Islam telah lama mewarnai
politik Aceh, dari Partai PPP ada Ilmiza Sa,aduddin Djamal yang naik dari Dapil
1 ke DPR Aceh, bersamanya ada adik kandung Ilmiza bernama Illiza Sa,aduddin
Djamal berjuang untuk mendapatkan kursi DPRRI dari Dapil 1 Aceh.
Kedua kakak beradik itu adalah cucu tokoh Darul Islam
Tgk Zaini Bakrie, sementara dari partai PAN ada Tezar Azwar yang naik ke DPR
Aceh melalui Dapil 1 Banda Aceh, Aceh Besar, Sabang. Tezar adalah cicit tokoh
Darul Islam Tgk Wahab Keunaloi.
Perjuangan Darul Islam atau DI/TII di Aceh berlangsung dari
tahun 1953 sampai tahun 1962. Pada tahun 1959 terjadi perdamaian antara Pemerintah
Indonesia dengan DI/TII, yang diprakarsai oleh Mr Hardi dari Pemerintah Pusat,
dan Manyor A Gani Usman mewakili Dewan
Revolusi, sebuah faksi dari Darul Islam.
Tarmizi Alhagu.