Banda Aceh-Pasca musibah terbakarnya sumur miyak di Dusun Bhakti, Gampong Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur pada Rabu 25 April 2018 lalu, hingga kini belum ada kepastian apakah tambang minyak tradisional itu masih boleh beroperasi atau tidak.
Anggota DPRA Komisi I Iskandar Usman Al-Farlaky mengatakan hingga saat ini belum tahu status ke depan. “Kita akan duduk dengan gubernur, ESDM dan BPMA. Kita akan memperjuangkan harapan masyarakat. Saya sudah sampaikan kepada Ketua DPRA, kita sama-sama akan menyahuti harapan masyarakat itu bagaimana jalan terbaiknya, “ jelasnya saat ditemui media ini di Ruang Komisi I Sekretariat DPRA di Banda Aceh pada Senin, 28 April 2018.
Iskandar yang baru saja mengunjungi lokasi kebakaran menerangkan bahwa kondisi sumur minyak masih mengeluarkan minyak. Oleh karena itu masyarakat meminta sumur ditutup agar bisa kembali ke rumah, selain itu jika tidak ditutup dapat menimbulkan bau gas yang menyengat hingga radius 200 m, sebut politisi Partai Aceh ini.
“Masyarakat minta agar aktivitas ini tetap diberi izin untuk melakukan penambangan rakyat. Izinnya bagaimana, pemerintah yang harus melakukan pembinaan mereka. Memberi pelatihan, sudah itu mengawasi aktivitas melalui ESDM, BPMA ini dibawah SKK Migas, “ jelasnya.
Menurutnya jika sumur minyak tradisional ditutup, maka dikhawatirkan akan terjadi konflik sosial, seperti munculnya kriminalitas akibat imbas bertambahnya pengangguran. “Ada sekitar 2000 jiwa yang bekerja untuk kecamatan itu saja di Rantau Peureulak, belum lagi di daerah-daerah lain. Memang tidak semua gampong ada tambang tetapi gampong yang teridentifikasi ada sumber minyak, masyarakat berbondong-bondong datang ke sana untuk membuat rig, ada yang membawa rig pengeboran minyak yang sudah dibuat, “ ungkapnya.
Ditambahkannya pemilik rig (peralatan pengeboran minyak – red) belum tentu menggunakannya, karena ada yang disewakan. Kemudian hasil produksi minyak mentah dilakukan bagi hasil antara pemilik lahan, pemilik rig dan pekerja, demikian papar Iskandar yang berasal dari Peureulak.
“Lalu menyangkut dengan penanganan korban, yang masih dirawat di rumah sakit pemerintah harus kita dorong penanganan korban ini, dan yang meninggal. Termasuk bagaimana menyerahkan santunan kepada mereka. Penanganan korban yang luka, yang meninggal sudah baik karena juga dibentuk tim khusus, dan ini akan kita pantau terus, “ tuturnya.
Soraya