Bergen Kota Penuh Bunga

Selasa, 16 Oktober 2018, Oktober 16, 2018 WIB Last Updated 2018-10-16T05:52:31Z

Bergen-Di musim panas tahun lalu, bersamaan dengan perlombaan sepeda dunia, saya mengunjungi sebuah kota, seisi tamannya penuh dengan bunga-bunga yang sedang mekar, berbagai jenis bunga dan warna bersusun indan dibanyak taman kota.

Ditengah-tengah taman, patung-patung besar terpajang, ada patung manusia yang berdiri, ada juga patung manusia yang tertidur, bahkan ada patung yang semestinya tidak layak untuk dipajang ditempat umum, karena menampilkan seluruh anatomi luar tubuh manusia.

Kota itu bernama Bergen, perlu dua kali naik kapal penyeberangan dari tempat saya tinggal di kota Stavanger untuk mencapai kota berbunga ini.

Bergen adalah kota kedua terbesar di Norwegia, setelah ibu kota Oslo, suasananya ramai, banyak warga memenuhi seisi kota, ada yang bersantai disebuah taman dengan kolam besar seukuran danau didepannya, ada yang terus berkeliling kota, ada yang keluar masuk mol, berbagai macamlah kesibukan.

Sepertinya kota Bergen memang menjadi tujuan kunjungan wisata di Norwegia, diantara kedua sisi kota dibelah oleh sebuah sungai besar, didalam perairan banyak kapal-kapal ukuran besar, ada juga kapal wisata, bahkan kapal-kapal kuno masih terlihat, selain juga ada kapal-kapal yang difungsikan sebagai restoran.

Rumah penduduk bersusun indah dibukit-bukit, mulai dari kaki bukit hingga ke atas, kotanya juga memiliki gedung-gedung besar yang digunakan para pebisnis, banyak restoran bertebaran, mulai restoran bernuansa Nordic sebagai suku asli bangsa ini, sampai restoran Thailand dan restoran Vietnam.

Disebuah sudut kota Bergen, sebuah Aqurium besar berlantai tiga, berisi berbagai jenis ikan ada disini, ada juga reptil seperti buaya dan hewan yang diawetkan, ada yang masih hidup dikurung didalam aqurium.

Mengelilingi Bergen butuh waktu yang sangat lama, demikian luasnya kota ini, sehingga kami harus memasuki dengan naik kereta api, mobil tidak diperbolehkan masuk, karena saat kedatangan kami sedang berlangsung persiapan balap sepeda dunia.

Didalam kota tidak ada yang mengendarai kenderaan, semua berjalan kaki, dari satu sudut kota kesudut lainnya, warga ramai bersesak, jalan tergesa, tidak saya temui mereka yang bisa berjalan santai, kecuali ketika mereka telah duduk santai ditaman.

Hotel-hotel banyak sekali, berdekatan antara satu dengan yang lain, tetapi kami tidak menginap dikota ini, kami memilih kembali ke Stavanger, karena tidak leluasa untuk bepergian akibat banyak jalan ditutup untuk keperluan balap sepeda dunia.

Tarmizi Alhagu.





Komentar

Tampilkan

Terkini