Banda Aceh- Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh menyelenggarakan Rapat Koordinasi (Rakor) “Upaya Validasi Data Sawah dan Kemandirian Benih Tahun 2019 Menuju Aceh Troe” di Amel Convention Hall Banda Aceh pada 12-14 November 2018.
Kegiatan tersebut diikuti Peserta Dinas Pertanian dan Perkebunan dari 23 kabupaten/kota di Aceh sebagai upaya khusus untuk memenuhi kebutuhan benih padi, jagung dan kedelai di Aceh. Tampak hadir Bupati Aceh Barat Daya Akmal Ibrahim dan Bupati Pidie Jaya Aiyub Abbas. Sementara itu acara dibuka oleh Asisten II Setda Aceh dr Takwallah.
Ditemui media ini Selasa (13/11), Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh A. Hanan SP MM menjelaskan tujuan dilaksanakan Rakor untuk mengevaluasi luas tambah tanam yang ditargetkan untuk masing-masing kabupaten/kota di Aceh dengan luas lahan 195.000 Ha. Pihaknya menargetkan luas tanam anggaran 2018 sekitra 500.00 Ha, sekaligus melakukan evaluasi capaian luas tanam selama ditargetkan.
“Untuk luas sawah Aceh ada 2 data, pertama data BPS 2017 luas baku sawah Aceh masih tercatat 307.000 Ha dan yang dapat ditanami 295.000 Ha. Kedua, hari ini berdasarkan data BPN 2018 luas lahan sawah kita menjadi 195.000 Ha, data ini sedang kita lakukan pemutakhiran tingkat kabupaten/kota, “ urainya.
Nantinya sebut Hanan, hasil verifikasi data dari seluruh kabupaten dan kota di Aceh akan diteruskan ke pusat. Menurutnya jika lahan sawah berkurang berkurang akan berdampak terhadap pembangunan pertanian di Aceh karena bantuan alokasi pupuk, benih dan traktor dilihat berdasarkan luas baku sawah.
Lebih lanjut Ia mengatakan, saat ini gabah sudah mencukupi tapi penanaman benih belum bisa menyesuaikan dengan penanaman dilapangan ketika dibutuhkan, oleh karena itu pihaknya akan melakukan upaya kemandirian benih di Aceh.
“Kadang-kadang benih sudah dipersiapkan ternyata dilapangan belum siap diokup. Kita ke depan akan memcoba mengatur kebutuhan benih Aceh itu bisa tersedia dari daerah kita sendiri. Kita sudah bangun beberapa penangkar, data-data kita kumpulkan dan ada potensi untuk lahan dijadikan penangkaran kita lakukan pendataan, mudah-mudahana tahun 2019 kita sangat mengharapkan Aceh itu mandiri benih, tidak perlu benih dari luar Aceh, “ paparnya.
Ditambahkannya saat ini memang antara luas lahan sawah dan kebutuhan benih di Aceh belum terpenuhi. “Pada tahun 2019 kita targetkan Aceh bisa penuhi benih sendiri, dengan mengatur pola tanam, pola penyediaan benih, jangan sampa jumlah benih itu tidak tersedia pada saat dibutuhkan. Kita berharap benih itu menyesuaikan dengan musim tanam. Ada kabupaten yang siap untuk memasarkan benih kita 2020 mendatang, “ demikian pungkas Hanan.
Soraya