Banda Aceh-Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Aceh mengadakan pertunjukan garapan teater “The
Spirit of Aceh” yang diadaptasi dari Hikayat Prang Sabi yang merupakan karya
besar Tengku Chik Pante Kulu di Indoor Taman Budaya Banda Aceh selama 2 hari,
yakni pada 7-8 Desember 2018.
Pentas
teater ini melibatkan sekitar 40-an aktor dan seniman, seperti penyair Aceh
Salman Yoga, seniman teater Muna Purwodadi, seniman debus Ampon Nazar dan
beberapa sanggar seni lainnya. Selain itu juga menampilkan Muhammad Nazar S Ag
(Mantan Wagub Aceh) dan Cut Aja Riska (Penyanyi Album Nyawoeng).
Ditemui
media ini Jumat (7/12), Kabid Bahasa dan Seni Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Aceh Suburhan SH, mengatakan tujuan acara digelar untuk mengangkat hikayat Aceh
yang sudah terlupakan, karena selama ini para seniman kebanyakan mengambil tema
teater modern.
“Kita
angkat lagi Hikayat Prang Sabi, ini menjadi momentum untuk kita akan menggali
lagi teater atau sandiwara tradisional. Sengaja kita ajak Yusuf Bombang atau
Apa Kaoy untuk penmpilan, kegiatan ini kegiatan terakhir untuk anggaran 2018
Disbudpar Aceh, “ tuturnya.
Lebih
lanjut, dia mengungkapkan Disbudpar Aceh bermaksud untuk memancing kreativitas dari
seniman teater lainnya menampilkan teater tradisional, seperti Hikayat Prang
Sabi agar generasi muda mengerti tentang motivasi melawan penjajah.
“Kebanyakan
teater sudah bangkit, peminat teater makin ramai. Ke depan kita inginkan teater
ini lebih dihargai, karena proses teater itu tidak gampang seperti senitari
yang gerakannya sudah tetap. Ini berbeda masing-masing dengan membawa karakter
orang lain saat tampil. Teater bisa menjadia tontonan prioritas dan menarik di
Aceh. Fasilitas di Taman Budaya yang belum memadai nanti kita tingkatkan, “
urai Suburhan.
Sementara
itu Sutradara Muhammad Yusuf Bombang atau lebih dikenal Apa Kaoy menjelaskan
persiapan dan latihan sudah sejak 3 bulan dilakukan, sedangkan pembuatan naskah
menghabiskan waktu sekira 2 tahun lalu, yakni baru selesai pada Juni 2017.
“Pentas
ini melibatkan emput puluhan pemain. Mengapa Hikayat Prang Sabi, karena kita ingin
menampilkan lagi sastra-sastra lama Aceh, yang sudah mendunia. Agar generasi
muda mengetahui isinya, berperang di jalan Allah dan itu sudah sejak Zaman Rasulullah,
“ paparnya.
Apa
Kaoy berharap agar seniman Aceh yang ingin berkarya difasilitasi
dengan segala kemudahan oleh Pemerintah Aceh, tidak hanya dari segi dana juga
berbagai hal dimediasi jika ada hambata dan dimudahkan.
Soraya