PPTI Berperan Menurunkan Kasus TB

Rabu, 06 Maret 2019, Maret 06, 2019 WIB Last Updated 2019-03-14T07:10:33Z



Banda Aceh- Plt Sekda Aceh, Ir. Helvizar Ibrahim melantik Ketua Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Aceh Dr Ir Dyah Erti Idawati MT untuk masa bakti 2018-2023, dan mengukuhkan pengurus Wilayah PPTI Aceh di Hotel Permata Hati, Banda Aceh, Rabu 6 Maret 2019.

Dalam sambutannya, Helvizar mengatakan penyebaran Tuberkulosis (TB) terjadi di seluruh kabupaten/kota di Aceh. Berdasarkan Profil Kesehatan Aceh tahun 2012, setidaknya ada 96/100 ribu penduduk Aceh yang menderita TB dan gangguan pernafasan, dengan jumlah kematian mencapai 1,6/100 ribu orang.

“Data sampai pertengahan tahun lalu mencatat, daerah dengan  penderita TB  paling banyak di Aceh adalah Kabupaten Aceh Utara, yang mencapai 2.758 orang. Itu yang terdeteksi. Artinya, angka sebenarnya bisa jauh lebih besar lagi karena masih banyak orang yang tidak menyadari kalau ia menderita TB, “ urainya.

Helvizar menjelaskan, penderita yang tidak menyadari kalau ia mengalami TB ini akan sangat berbahaya, karena kelompok inilah yang paling potensial menularkan bibit TB kepada keluarga dan lingkungan sekitarnya.

“Para penderita TB ini penting untuk didata guna menghambat penyebarannya kepada orang lain. Untuk itu, maka berbagai program terkait pendataan para penderita TB ini harus kita dukung, salah satunya adalah gerakan TOSS yaitu Temukan Tuberkulosis, Obati Sampai Sembuh, yang digagas Kemenkes,” terang Helvizar.

Plt Sekda berharap, Pengurus PPTI yang baru dilantik ini dapat menjadi pelopor dan berperan menjalangkan program TOSS di Aceh, agar data para penderita TB dapat terungkap, sehingga langkah penanggulangan TB dapat terus diperkuat.

Sementara itu, Ketua PPTI Aceh Dr Ir Dyah Erti Idawati MT berharap dukungan dari semua pihak dalam upaya menurunkan prevalensi penderita TB di Aceh. Dirinya meminta agar seluruh anggota PPTI Aceh bersama PKK dapat mensinergikan amanah dengan optimis.

"Kami membutuhkan dukungan dari semua komponen, khususnya Pemerintah Aceh, ahli kesehatan, pengelola rumah sakit, akademisi dan tokoh masyarakat sehingga upaya kita untuk menurunkan prevalensi itu berjalan dengan baik," ujarnya.


Soraya

Komentar

Tampilkan

Terkini