Banda Aceh - Pasar busana muslimah saat ini semakin ketat dengan berbagai tawaran model dan brand. Sebagai negara dengan penduduk muslim terbanyak, peluang bisnis fashion busana muslimah masih terbuka lebar. Apalagi di Aceh yang wanitanya wajib menggunakan busana muslimah syar'i, berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi sebuah bisnis.
Demikian ungkap owner Yalsa Boutique pasangan suami-istri Safrizal dan Siti Hilmi Amirulloh kepada media Harian Moslem, saat dijumpai di butiknya di kawasan Beurawe Banda Aceh, pada Kamis (28/01).
"Kalau persaingan saat ini luar biasa. Namun kami siap menguasai pasar nasional dulu, kemudian internasional. Kami punya prinsip tidak mau bersaing, juga tidak mau tersaingi, biar mengalir saja seperti air, " ujar Siti Hilmi Amirulloh.
Dijelaskannya, segmen pasar untuk busana desainnya yang baru diluncurkan pada Sabtu (23/01) mengambil tema Expression of Style lebih cenderung untuk remaja dan anak-anak kuliah dengan desain terkini, pada kisaran harga gamis 350 ribu hingga 700 ribu. Sementara basic glamour bisa mencapai 2,5 juta karena dipadukan dengan kristal Swarovski.
"Produk yang diluncurkan merupakan busana muslim sehari-hari dengan konsep basic muslimah, sporty muslimah, dan casual muslim. Bahan yang digunakan merupakan bahan kaos untuk sporty, dan katun untuk casual. Sementara untuk basic glamour memakai perpaduan bahan sifon dan jersey, " paparnya.
"Alhamdulillah semua produk yang kami luncurkan sudah habis terjual. Untuk penjualan secara online shop dengan melibatkan 300 reseller. Kita juga sedang mempersiapkan butik yang lebih besar di Lamteh Pango. Di sini nanti melayani pembeli eceran dan grosir, " urainya.
Ditambahkan Safrizal, untuk proses produksi masih dilakukan di Surabaya tempat istrinya berasal. "Karena bahan dan ongkos produksi lebih murah di Surabaya, sedangkan desainnya dari desainer muda Aceh di sini, " imbuhnya.
Untuk model selalu diperbarui setiap bulan, sehingga Yalsa Butik terus berinovasi untuk mengeluarkan produk-produk terbaru yang tidak hanya memproduksi busana muslimah, juga busana muslim pria, scarf jilbab, khimar dan mukena, lanjutnya.
"Menjelang bulan puasa nanti rencananya kita akan membuat mukena printing. Kita coba menggali ide dengan tema bernuansa kolonial, perpaduan baju zaman Belanda, " sebut Safrizal.
Harapannya, produk desainnya dapat terus diterima masyarakat, dan usahanya dapat bertahan di tengah ketatnya persaingan pasar busana muslimah tanah air.
Soraya