Banda Aceh- Keprihatinan rakyat Aceh menghadapi wabah covid
belumlah cukup membuat penderitaan untuk mereka, musibah lain justru datang dari
pemerintah Aceh yang menyandera uang senilai 1,5 triliun rupiah, tidak mereka salurkan kepada masyarakat.
Sebuah pengakuan kemudian muncul
di media oleh ketua Bappeda Aceh Teuku Ahmad Dadek, dia mengatakan bahwa uang tidak
disalurkan agar jangan tumpang tindih dengan program pemerintah pusat.
Hal inilah kemudian yang
memunculkan Aceh menjadi daerah termiskin di Sumatera, 10 karangan bunga
ucapan selamat muncul didepan kantor Gubernur atas prestasi
mereka memiskinkan rakyat Aceh.
Sebuah kekecewaan datang dari mantan Gubernur Aceh Ir.Azwar Abubakar, dia sangat menyesali perbuatan yang dilakukan oleh pemerintah Aceh,
seharusnya uang itu harus disalurkan pada saat yang sangat darurat seperti ini,
“uang itu harusnya dibelanjakan pada tahun 2020, karena itu sifatnya darurat,
kenapa harus digeser.”
Harusnya penggunaan uang ini digambarkan,
harusnya bisa bersinergi dengan DPRA, dijelaskan kemana uang itu dibawa. Anggaran
itu harus tepat sasaran, tepat waktu, sehingga anggaran yang dikurangi itu
tidak berpeluang untuk dikorupsi. kata Azwar Abubakar.
Azwar juga menanggapi adanya
pemotongan anggaran milik dinas-dinas di Aceh, juga anggaran di biro-biro
kantor Gubernur yang ikut dipotong untuk keperluan penanganan Covid 19,” kenapa
uang itu dipotong kalau kemudian tidak disalurkan, harusnya dikembalikan agar
dapat berjalan kembali anggaran mereka. “
“Kalau begini gaya kepemimpinannya ngak heran kita,
kemiskinan tidak berubah, harusnya anggaran itu bisa mengobati kemiskinan yang
dialami rakyat.”
Saya melihat pemerintah masih berorientasi proyek, baik Bappeda dan dinas-dinas, Gubernur harusnya bisa memberi bimbingan agar pembangunan itu harus menyentuh orang miskin, “Pemerintah daerah dan DPR itu harus punya rasa prihatin, bagaimana masyarakat bawah itu menderita.”
“Harus punya rasa malu sebagai daerah yang uangnya melimpah,
kenapa tidak bisa memberi kesejahteraan untuk rakyat,” tanya Azwar.
Tarmizi Alhagu