BandaAceh - Female Cancer Program menyelenggarakan "Training Of Trainer : Pelatihan dan Refreshing Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Payudara, Serta Terapi Lesi Pra-Kanker" yang berlangsung di Hotel Kyriad Muraya Banda Aceh, selama 3 hari yakni pada 22-26 Maret 2021.
Dijumpai media ini pada Kamis (25/03), Ketua Panitia dr Sarah Ika Nainggolan SpOG (k) onk mengatakan tujuan diadakan pelatihan screening dini kanker servik supaya bisa memutuskan mata rantai terjadinya kanker leher rahim, selama ini cakupan pemeriksaan melalui screening sangat rendah dibawah 5 persen, seharusnya targetnya bisa 80 persen, jadi masih sangat jauh cakupannya.
"Kita mengadakan pelatihan ini supaya bidan dan dokter Puskesmas itu paham, dan punya skill untuk memeriksa. Ini targetnya sudah lama dari tahun 2016, selama ini hanya ada di Banda Aceh, tetapi kita sudah mulai ekspansi ke Aceh Besar. Peserta kegiatan ini adalah dari Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar. Dari Aceh Beaar ada 28 Puskesmas termasuk dari Pulau Aceh. Jadi rencananya mudah-mudahan bisa dilakukan screening. Dan screening itu untuk memeriksa orang sehat bukan orang sakit, " jelasnya.
Ditambahkannya, dengan deteksi dini bisa memutuskan mata rantai kanker servik, jadi jangan sampai sudah terjadi kanker servik baru datang ke rumah sakit, karena untuk perawatan kanker servik biayanya sangat besar, karena harus radiasi ke Medan dan kemoterapi.
"Untuk pengobatan biayanya bisa sampai 300 juta, Sedangkan dengan cara screening mungkin cuma 10 ribu tapi manfaatnya menekan biaya. Memang dana pelatihan ini terbatas karena bukan dari pemerintah, " imbuh alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.
Dana pelatihan dari organisasi non profit Female Cancer Program yang ada di Belanda, dan Aceh menjadi salah satu target untuk diadakan pelatihan dari Kementerian Kesehatan, lanjutnya.
"Jadi kita harap berikutnya bisa melakukan audiensi ke Pemda supaya lebih mantap. Dengan pengetahuan yang kita berikan kepada masyarakat bahwa penyebab kanker servik karena virus, bukan keturunan. Beda dengan kanker paru, kanker usus, kanker ovarium itu semua keturunan, " ucap dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan di RSUDZA Banda Aceh ini.
'Harapan kita kepada masyarakat bahwa masyarakat ini mau memeriksa, dan punya kesadaran untuk memeriksa diri secara rutin, serta sayang pada diri sendiri, " demikian ujarnya diakhir wawancara.
Soraya