Banda Aceh – Kepala Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Aceh mengajak pelaku usaha ekspor barang berasal
dari Aceh, menguji barang sample untuk ekspor di Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Dsperindag
Aceh, upaya meningkatkan Pendapatan Asli Aceh (PAA).
Harapan
Disperindag ini diungkapkan Kepala UPTD BPSMB Aceh melalui Kepala Seksi
Pengujian, Munawar Choli, ST saat ditemui media ini di kantornya di jalan
Banda Aceh-Medan, Kilometer 4,5, Menasah Manyang, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh
Besar, Kamis (1/9/2022) lalu.
“Melalui
media ini saya berharap rekan-rekan pelaku usaha di Aceh berkenan untuk menguji
sample daripada barangnya itu di BPSMB Aceh, karena BPSMB ini sudah
memiliki sertivikat Komisi Akreditasi Nasional (KAN),” kata Kepala
UPTD BPSMB Aceh melalui Kepala Seksi Pengujian, Munawar Choli, ST saat ditemui
media ini di kantornya di jalan Banda Aceh-Medan, Kilometer 4,5, Menasah
Manyang, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, Kamis (1/9/2022) lalu.
Dikatakan
Munawar Kholi, UPTD BPSMB Aceh sudah terferivikasi, sedangkan saat ini dari
fasilitas BPSMB Aceh pertahun diperoleh PAA sebesar Rp. 50 juta-an.
Disperindag Aceh, terus melalukan upaya-upaya “jemput bola” untuk meyakinkan
kepada pelaku usaha. Selain itu juga memiliki kapasitas mampu menguji
mutu barang komoditi unggulan Aceh yang kualitasnya diakui pengusaha
internasional.
“Empat
komoditi unggulan Aceh yaitu,biji kopi, biji kakao, minyak atsiri ( nilam
dan pala), sudah terakreditasi oleh Komisi Akreditasi Nasional
(KAN). Artinya, pengujian yang kita lakukan untuk empat komoditi itu sudah
diakui oleh pihak internasional,” katanya.
Munawar
Choli menjelaskan lagi, UPTD BPSMB adalah laboratorium yang
melakukan pengujian untuk komoditi-komoditi unggulan Aceh, terutama untuk biji
kopi, biji kakao, minyak atsiri (nilam dan pala) dan minyak sere wangi
serta komoditi lainnya.
Jadi,
artinya kalau ekportir mau melakukan ekspor dan komoditinya mau diakui
disana ( negara tujuan- red) sebagai kualitas yang sesuai harus dilakukan
pengujian.
“Nah
laboratorium kita mampu melakukan itu,” ujarnya.
Disebutkannya,
untuk mengekpor biji kopi, kakao, minyak nilam serta minyak pala, salah
satu persyaratannya adalah hasil uji yang dilakukan oleh laboratorium yang
sudah terakreditasi.
“Laboratorium
kita ini , BPSMB Aceh sudah terakreditasi untuk empat komiditi itu,” ujarnya
lagi.
Selain
empat komoditi unggulan Aceh yang sudah terakreditasi, BPSMB Aceh juga sudah
bisa melakukan pengujian terhadap produk-produk lainnya, seperti gabah,
minyak sere, minyak kenanga, namun belum terakreditasi.
Sedangkan
komoditi lainnya yang beredar dan sudah terakreditasi SNI untuk dua
komoditi yaitu garam dan tepung terigu.
“Untuk
barang yang beredar di masyarakat kita uji, Itu sudah terakreditasi juga garam
dan tepung terigu”, tuturnya.
Sebenarnya
animo pengusaha ekspor tinggi, Cuma terkendala seperti ini. Kendalanya untuk
melakukan ekspor kan harus ada pelabuhan.
“Nah
pelabuhan kita ini kan belum berfungsi secara maksimal, makanya
pengusaha-pengusaha terpaksa melakukan ekspor melalui Medan, pelabuhan Belawan.
Itu salah satu kendala, makanya animo untuk menguji di BPSMB ini tidak begitu
besar. Jadi mereka melakukan pengujian di Medan yang lebih dekat,” katanya.
Diakuinya
banyak juga yang menguji di BPSMB Aceh seperti baji kopi itu banyak,
ekportir di Aceh.
Ditanyakan
tentang pendapatan asli Aceh (PAA) Munawar Kholil menyebutkan, untuk saat ini,
karena terakeditasi baru empat komoditi dan selama ini pun kalau untuk
minyak atsiri permintaan sangat turun, jadi sekitar Rp.50 jutaan dalam setahun.
Adventorial