Banda Aceh- Tiba-tiba di perbatasan Kota Banda Aceh muncul pembangunan proyek tanggul beton sungai Krueng Daroy. Tidak terlihat plang pembangunan proyek, seperti lazimnya sebuah kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah.
Tanpa pemasangan Plang proyek ini tentu menimbulkan berbagai pertanyaan, gerangan apakah yang sedang dikerjakan. Siapa rekanan yang mengerjakannya, lalu proyek ini berada dibawah intansi mana. Apakah proyek dari PUPR Kota Banda Aceh?Proyek propinsi ataukah berasal dari pokir anggota dewan.
Semua ini menjadi semakin misterius, karena pembangunan proyek tanggul beton Krueng Daroy ini, dikerjakan terpisah pada beberapa lokasi. Terlihat para pekerja mengecor semen untuk dinding tanggul beton itu berjarak beberapa ratus meter, dengan pekerja lainnya yang sedang mengerjakan pekerjaan yang sama.
Pertanyaan itu semakin aneh karena tanggul Krueng Daroy belum mengalami kerusakan. Tidak ada bagian yang runtuh atau longsor, sehingga belum perlu digantikan dengan dinding beton.
Tanggul rumput sungai Krueng Daroy terlihat masih cukup mampu untuk menahan longsoran. Bahkan terlihat lebih indah, memiliki estetika yang sempurna dari pada pembangunan tanggul beton. Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan, karena kondisi sungai Krueng Daroy sendiri terlihat keruh dan penuh sampah.
Kontradiksi pembangunan tanggul beton itu, justru menjadi pertanyaan untuk pembayar pajak negeri ini. Kenapa mereka tidak membersihkan dulu sungai Krueng Daroy, sehingga membuat sungai bersejarah yang dibangun oleh arsitektur, yang dikirim oleh Sultan Usmaniah pada abad ke XVI itu bisa memiliki air jernih.
Pembersihan sungai Krueng Daroy lebih penting bila dilihat untuk memikat minat turis, yang datang ke Serambi Mekkah, setelah pemerintah mendeklarasikan Banda Aceh sebagai kota tujuan wisata. Atau mungkin ada misi lain dibalik bermunculannya proyek-proyek misterius di Kota Banda Aceh tanpa pemasangan plang proyek?
Tarmizi Alhagu