Seorang wanita
berusia paruh baya duduk di hadapan kami. Kulitnya putih terawat, aroma harum
semerbak menghampiri hidung kami. Hari itu saya mewawancarai seorang dokter
hewan bernama Julia Marfina, dia punya jabatan Kasi Kesehatan Hewan di Dinas
Pertanian Aceh Besar.
Wanita cantik
ini mengurusi kesehatan 80.000 ekor sapi di Aceh Besar. Sekitar 13.000 ekor
sempat terkena penyakit pada musim PMK, tentu saja Julia menjadi komandan tempur
dalam menggempur virus ganas itu.
Bersama Julia
ada 16 orang dokter hewan lainnya, selebihnya merupakan mentor dari 60 personil
yang bertugas pada 12 Puskeswan Aceh Besar.
Aceh Besar
adalah wilayah yang masyarakatnya secara tradisional menekuni peternakan sapi. Sebagian besar ekonomi mereka adalah berasal pada penjualan hewan ternak itu,
membangun rumah, menyekolahkan anak, membeli kenderaan bermotor, semua berasal dari
sapi.
Pada
kenyataannya sebagian sapi di Aceh Besar mengalami keterlambatan pertumbuhan. Terkadang
butuh waktu 3 sampai 4 tahun untuk menjual sapi. Padahal secara normal dalam umur 1,4 tahun
sapi sudah boleh dijual untuk komsumsi daging.
Para peternak
di Aceh Besar melakukan budidaya sapi di dalam kandang yang penuh kotoran. Tidak
jarang kotoran itu sampai membuat kulit sapi menjadi lecet dan terluka, akibat
itulah sapi Aceh Besar mengalami keterlambatan pertumbuhan.
Meski tidak
semua peternak sapi Aceh Besar jauh dari kesehatan sapi. Ada juga peternak
seperti Mukhlis Basyah melakukan budidaya sapi yang hiegenis, demikian juga Pak
Joel di Desa Weu Jantho memiliki sapi yang sehat.
Namun secara
umum peternak sapi Aceh Besar memiliki sapi yang stunting, akibat kebersihan
kandang dan kebersihan sapi tidak terjaga.
Ketika hal itu
ditanyakan kepada dokter hewan Julia, dia hanya menjawab, “Kami hanya memiliki
anggaran 70 juta Rupiah”. Fenomena inilah yang mungkin membuat Aceh
ditabalkan sebagai provinsi dengan tingkat stunting sangat tinggi.
Bagaimana Aceh
bisa terbebas dari stunting, bila protein hewani yang bisa membuat manusia
terbebas dari penyakit stunting, justru
berada dalam kondisi stunting. Bukankah untuk tumbuh sehat seorang anak harus
makan daging dan minum susu? Itulah yang tidak ada solusi dari pemerintah di
Aceh sekarang.
Tarmizi Alhagu