Banda Aceh - Bertahun-tahun pisang di Aceh mengalami pembusukan buah,
buahnya terkadang hitam setandan di pohon. Terkadang pula terlihat normal dan masak,
namun ketika dikupas buahnya ternyata mengkal dan keras.
Kondisi ini telah lebih lima
tahun dialami petani Aceh. Mereka tidak
tahu cara pengobatannya. Seperti yang dikatakan Sakdani, warga Desa Teladan, Aceh Besar, di kebunnya sekitar 70 persen pisang mengalami
gangguan hama penyakit.
“Kami tidak tahu harus berbuat bagaimana, kami cari obat pembasmi hama di pasar Seulimum, tetapi tidak dijual untuk pembasmi hama pisang," ucapnya.
Pembusukan buah pisang dikatakan
Sakdani tidak hanya dialami pada kebunnya, namun kebun warga desa Teladan
lainnya juga mengalami hal yang sama. Bahkan dia menyebut ketika pulang ke kampung
istrinya di Meulaboh juga melihat pisang yang busuk di tandan.
Dalam sebuah perjalanan ke rumah anaknya di Lhokseumawe, Sakdani juga melihat
buah pisang membusuk di sepanjang perjalanan
Lembah Seulawah - Lhokseumwe. Buah pisang membusuk juga terjadi di Desa Meunasah Manyang, Meureudu.
Terhadap persoalan pisang busuk
buah, dikatakan Kasi Proteksi Tanaman Holtikultura Dinas
Pertanian dan Perkebunan Aceh, Nona Evi Maulina. Mereka belum pernah menerima laporan
seperti itu, baru dari wartawan Harian Moslem dia tahu informasi, kata Nona.
Dikatakan Nona Evi Maulina, bila tidak
ada laporan, mereka tidak bisa melakukan pemeriksaan. “Kan belum tentu orang mau
kebunnya diperiksa,” ujarnya didampingi staf
pria dan seorang wanita. Dikatakan oleh mereka, busuk buah pisang bila kondisinya berair,
itu karena bakteri, tetapi bila kondisinya kering itu gangguan jamur.
“Kita harus ada laporan, baru
kita lakukan pengendalian ke lapangan. Kita gak mungkin langsung periksa ” kata
Nona Evi Maulina.
Para Pejabat Proteksi
Holtikultura itu mengatakan, mereka punya
petugas Pengendali Organisme
Penggangu Tumbuhan (POPT) di seluruh Aceh. Mereka berada di kecamatan, mereka
itulah yang lebih dekat, katanya.
Tarmizi Alhagu